Investor senior, Yunarto Wijaya mengatakan, tanpa berinvestasi, nilai uang yang dimiliki akan terus menurun karena tergerus inflasi.
"Generasi milineal adalah kelompok yang paling cepat mendapat informasi. Dalam kondisi mutakhir, informasi adalah hal terpenting sebelum memutuskan jenis investasi," kata Yunarto dalam Kelas Investasi di Bursa Efek Indonesia, Senin (2/10).
Selain Yunarto, dalam kelas itu hadir juga Pakar investasi dari BNP Paribas Investment Partner Vivian Secakusuma, dan aktor Kemal Palevi.
Senada dengan Yunarto, Vivian menuturkan, investasi adalah alternatif rasional untuk mengembangkan dana. Dalam jangka panjang, nilai uang terus menurun akibat inflasi.
"Tahun ini. uang Rp 10.000 bisa beli bolpen, tahun depan belum tentu karena harganya sudah naik," beber CEO BNP Paribas Invesment Partner itu.
Untuk itu, ia menyarankan pemilik dana mencari cara untuk mengembangkan dananya agar bisa mengalahkan inflasi. Sebagai perbandingan, inflasi tercatat 6,08 persen dan bunga deposito 5,92 persen.
"Tabungan tentu lebih kecil lagi (bunganya). Kalau (uang) dimasukkan deposito, mungkin akan kalah dari inflasi. Sementara beberapa instrumen investasi lainnya secara umum menunjukkan kinerja lebih baik dari inflasi. Salah satunya reksadana," tandasnya.
Vivian menyebutkan, reksadana sebagai alternativ bagi mereka yang tidak punya cukup waktu, pengetahuan, dan kemampuan administrasi aneka instrumen investasi. Selain itu, investasi jelas membutuhkan modal. Karena itu seorang Investor harus meluangkan waktu untuk memantau aneka informasi yang dapat memengaruhi instrumen investasinya.
"Investor juga harus punya pengetahuan untuk membuat keputusan atas investasinya," imbuhnya.
Lebih lanjut kata dia, investasi juga harus dicatat atau diadministrasikan dengan baik agar jelas memberi keuntungan atau kerugian. Harus jelas kapan membeli atau menjual saham, apa saja biayanya.
"Kalau tidak, mana bisa tahu rugi atau tidak," tambahnya.
Pengadministrasian investasi itulah yang menurutnya sangat sulit diterapkan oleh banyak orang. Namun, kendala itu menurut dia bisa diatasi dengan mendatangkan manajer investasi (MI).
"MI jelas berpengalaman, punya pengetahuan, dan waktu karena pekerjaan mereka mengelola dana investor," terangnya.
Kemudian kata dia, reksadana senarnya merupakan solusi untuk mereka yang memiliki dana terbatas. Sebab di Indonesia, ada unit reksadana yang hanya berharga Rp 1.000.
Diakuinya bahwa semua investasi tentu ada potensi risiko. Semakin besar imbal hasil yang ditawarkan, semakin besar potensi risikonya. Karena itu, tawaran imbal hasil tinggi dengan risiko rendah harus dipertanyakan. Ia juga menyebut, investasi ada jangka waktu dan punya tujuan.
Vivian adalah pimpinan lembaga investasi yang sudah beroperasi selama 25 tahun di Indonesia dan mengelola Rp 31 triliun.
[sam]
BERITA TERKAIT: