Ini Langkah Jadikan Pertamina Perusahaan Energi Kelas Dunia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Senin, 05 Desember 2016, 17:17 WIB
Ini Langkah Jadikan Pertamina Perusahaan Energi Kelas Dunia
Ilustrasi/Net
rmol news logo Guna menjadi perusahaan minyak dan gas bumi kelas dunia, Pertamina menetapkan strategi jangka panjang perusahaan, yaitu 'Aggressive in Upstream, Profitable in Downstream'.

Perseroan melakukan ekspansi bisnis hulu dan menjadikan bisnis hilir migas lebih efisien dan menguntungkan.

Pemerhati energi, Fahmy Radhi mengatakan, untuk menjadi perusahaan energi kelas dunia, ada sejumlah langkah harus dijalankan Pertamina.

Pertama, Pertamina harus aktif ekspansi investasi di lahan migas di luar negeri. Tahap awal dilakukan dengan akuisisi lahan migas yang sudah berproduksi. Kedua, Pertamina diberikan keistimewaan untuk menguasai dan mengusahakan lahan migas di dalam negeri,” kata Fahmy di Jakarta, Senin (5/12).

Kedua,  Pertamina mesti ditunjuk untuk menguasai aset melalui monetasi. Hal itu bertujuan menaikkan international leverage Pertamina.

"Selain itu meminimkan intervensi berlebihan dalam organisasi, penambahan direksi, juga dalam pengambilan keputusan corporate action," katanya.

Fahmy menjelaskan, pemerintah dan  DPR mesti memberikan keleluasaan kepada Pertamina untuk memanfaatkan keuntungan yang diperoleh BUMN tersebut.

"Pemerintah dan DPR tidak boleh lagi menjadikan Pertamina sebagai 'sapi perah' dan penyetor dividen untuk APBN. Berikan kesempatan kepada Pertamina menggunakan dividen untuk melakukan ekspansi, terutama ekspansi pada lahan migas di luar negeri," ujarnya.

Laporan keuangan Pertamina pada kuartal III tahun ini menyebutkan perseroan telah meneken head of agreement (HoA) dengan Repsol untuk mengembangkan Treated Distillate Aromatic Extract (TDAE) Plant pada Refinery Unit IV, Cilacap.

Pabrik itu akan dibangun dengan kapasitas 60 ribu ton per tahun TDAE untuk melakukan proses destilasi ekstrak aromatik (distillate aromatic extract) menjadi bahan karet sintetis dan ban. Proyek itu akan mulai dioperasikan pada 2019 dengan investasi mencapai 80 juta dolar AS.

Pertamina juga terus  mendorong program efisiensi breakthrough project (BTP) dengan sejumlah langkah inisiatif yang baru. Pada kuartal III 2016, program itu telah menghasilkan penghematan hingga USD 1,6 miliar.

Berdasarkan situs resmi perseroan, tahun ini Pertamina akan memprioritaskan sejumlah proyek. Misalnya, di upstream dan panas bumi Pertamina akan fokus di proyek Matindok Gas Development Project, Jambaran-Tiung Biru Gas Field, dan Geothermal Lumut Balai 1 & 2, Ulubelu 3 &4. Pada midstream serta gas pipeline network, proyek yang menjadi perhatian khusus adalah Muara Karangâ€"Muara Tawarâ€"Tegalgede (Jawa Barat), dan Gresik - Semarang (Jawa Timur dan Jawa Tengah). Sedangkan di downstream, Pertamina fokus di proyek Upgrade on Refinery IV Cilacap (Proyek Langit Biru Cilacap) dan Development of Fuel Terminal in Sambu Island.

Perihal kiprah di luar negeri, Pertamina lewat anak usaha, PT Pertamina Internasional Eksplorasi dan Produksi (PIEP), sudah membukukan keberhasilan dengan beroperasi di tiga negara, yakni Aljazair, Irak, dan Malaysia.[wid] 

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA