Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan, nantinya pelabuhan ini akan mendukung aktifitas nelayan di zona Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 713, yang meliputi Selat Makassar, Teluk Bone, Laut Flores dan Laut Bali dan memiliki potensi sumber daya ikan hingga 929.700 ton per tahun.
"Pelabuhan di Paotere sudah padat makanya dipindah ke sini. Ini juga mengantisipasi dari pada perikanan tangkap yang melimpah," ujar Susi seperti dalam rilisi Biro Humas Kementerian Kelautan dan Perikanan, Minggu, (27/11).
Susi pun memuji kehebatan nelayan asal Sulawesi, khususnya kepada nelayan Bugis Makassar di Sulawesi Selatan. Namun demikian, kehebatan nelayan Bugis-Makassar juga dikenal pakai cara penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan. Contoh, pengeboman ikan.
Ia berharap mulai sekarang, para nelayan di Sulsel mengubah kebiasan yang tidak baik, karena dapat membahayakan jiwa dan keselamatan nelayan itu sendiri.
Sebelumnya pada kunjungan ke beberapa pulau di Indonesia, Susi sering mendapatkan keluhan masyarakat terkait aksi pengeboman ikan yang dilakukan nelayan Indonesia. Bahkan, perburuan ikan hiu, ikan napoleon sampai ke Australia. Nelayan dari Makassar dan Kendari dikenal penyuplai ikan napoleon ke luar negeri.
"Dalam pemberian bantuan, Sulawesi menjadi penerima bantuan paling banyak. Kenapa? Karena mereka terkenal dengan pelaut-pelaut handal. Sampai ke Jayapura, NTT. Tapi saya mohon, mulai hari ini jangan ada yang ngebom pake bius lagi ya," lanjutnya.
Susi juga menjelaskan bahwa program asuransi bagi para nelayan bagian dari visi pemerintah yang hendak meningkatkan sektor kelautan dan perikanan nasional. Ini bukti komitmen pemerintah sesuai dengan UU Perikanan untuk melindungi para nelayan.
"Kehidupan nelayan rentan kalau kepala keluarganya terjadi apa-apa. Negara harus hadir, wajib hadir," tegas Susi.
Pada kesempatan tersebut, Susi memberikan bantuan asuransi secara simbolis untuk 10 ribu di Sulsel. Dengan rincian jaminan sebesar Rp 200 juta bagi keluarga nelayan yang meninggal saat berada di lautan, Rp 160 juta yang mengalami kecelakaan kerja, Rp. 80 juta cacat, serta Rp 20 juta sebagai plafon untuk pengobatan.
"Asuransi sebagai perlindungan nelayan dan juga sesuai dengan keinginan pemerintah untuk meningkatkan industri dan jumlah dari sektor perikanan," ujarnya.
Di samping itu juga diberikan bantuan berupa lima unit kapal penangkap ikan 3 Gross Tonnage (GT) senilai 768.245.000 rupiah dan beberapa jenis bantuan bagi para nelayan lainnya. Dalam peresmian tersebut, Susi juga mengundang investor luar negeri untuk berinvestasi di Indonesia.
Investor Rusia, Blackspace Resources, sudah berminat untuk membangun unit pengolahan dan cold storage berkapasitas 300 ton di sini,†pungkas Susi.
[wid]
BERITA TERKAIT: