Menteri ESDM Ignasius Jonan berharap, program terseÂbut dapat berjalan sesuai waktu yang ditargetkan. Apalagi, PT Pertamina (Persero) tahun hingga September 2016 telah mengantongi laba sebesar 2,83 miliar dolar AS.
Jonan mengungkapkan, untuk merealisasikan kebijakan BBM satu harga, pihaknya sudah menerbitkan Permen.
"Kami sudah menerbitkan Permen untuk mengimplemenÂtasikan instruksi Presiden yang sangat mulia, menyeragamkan harga BBM untuk premium RON 88 dan solar 48, dari SaÂbang sampai Merauke," kata Jonan kepada
Rakyat Merdeka di Jakarta, kemarin.
Dengan Permen tersebut, lanÂjut Jonan, maka siapa pun yang menjadi penyalur harus menjual premium ron 88 dan solar 48 dengan harga yang sama hingga ke tangan konsumen di seluruh Nusantara.
Jonan berharap, BBM satu harga berjalan tepat waktu. Tepatnya per 1 Januari 2017. "Tidak ada alasan Pertamina untuk tidak merealisasikannya di lapangan," tegasnya.
Apalagi, lanjut bekas MenÂteri Perhubungan itu, tidak ada masalah keuangan yang dihadapi perusahaan pelat merah tersebut. Dalam laporan keuangan terÂbaru, hingga kuartal III-2016, laba Pertamina mencapai 2,83 miliar dolar AS.
"Mereka bilang biayanya (menyeragamkan harga BBM di seluruh Indonesia-red) butuh Rp 800 miliar. Kan jumlah itu kecil dibandingkan keuntungan Pertamina yang sekitar Rp 40 triliun," cetus Jonan.
Sekadar informasi, dalam laporan keuangan yang dirilis Direktur keuangan PT Pertamina Arief Budiman pada Jumat (11/11), laba Pertamina pada sepanjang Januari-September 2016, mencapai 2,83 miliar dolar AS atau naik 209 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 1,42 miliar dolar AS.
Capaian tersebut mengalahkan perusahaan migas raksasa dunia. Di antaranya, pertama, Exxon Mobil Corp. Perusahaan migas asal Texas, Amerika Serikat (AS) ini, tercatat hanya meraup laba bersih sebesar 2,65 miliar dolar AS sepanjang periode Januari-September 2016. Laba tersebut merosot jauh jika dibandingkan perolehan pada periode yang sama tahun lalu sebesar 4,24 miliar dolar AS.
Kedua, BP Global. Perusahaan minyak asal Inggris ini tercatat membukukan laba 1,62 miliar dolar AS pada kuartal III 2016 (Juli-September). Namun untuk periode Januari-September 2016, BP Global masih merugi 382 juta dolar AS. Kenaikan laba di kuartal III-2016, belum bisa menutupi kerugian sepanjang semester I yang mencapai 2,002 miliar dolar AS.
Dan, ketiga, Chevron. PerusaÂhaan ini membukukan laba 1,28 miliar dolar AS khusus untuk kuartal III-2016. Laba tersebut turun jika dibandingkan tahun lalu sebesar 2,03 miliar dolar AS. Sedangkan untuk periode sembilan bulan pertama di 2016, Chevron justru membukukan rugi 912 juta dolar AS. Untuk peÂriode yang sama tahun lalu, peruÂsahaan ini mampu membukukan laba 5,17 miliar dolar AS.
Bangun 22 APMS Vice President Corporate Communication Pertamina WiÂanda Pusponegoro mengungÂkapkan, pihaknya terus berupaya agar program BBM satu harga dapat dilaksanakan tepat waktu. Menurut Wianda, saat ini pihaknya tengah memetakan lokasi untuk pembangunan 22 Agen Premium dan Minyak Solar (APMS).
"Kita akan membangun APMS. Kita sedang finalisasi tempatnya. Ada yang masuk wilayah Maluku Utara, Maluku, dan beberapa wilayah di Kalimantan Utara," terang Wianda kepada
Rakyat Merdeka, akhir pekan lalu.
Wianda menerangkan, dalam membangun AMPS, pihaknya akan bekerja sama dengan mitra lokal. Menurutnya, satu APMS memiliki kapasitas storage 30 drum dengan biaya investasi sebesar Rp 1 miliar.
Selain membangun APMS, lanjut Wianda, pihaknya taÂhun ini akan mendatangkan 1 pesawat
air tractor untuk bisa menjangkau wilayah Papua dan Papua Barat, termasuk wilayah Kalimantan Utara. Kemudian, tahun depan, Pertamina akan menyiapkan 2 pesawat khusus pengangkut BBM.
Apakah kebijakan BBM satu harga bisa berjalan Januari 2017? Wianda bilang, pihaknya akan berupaya bisa menjangkau semua wilayah. Menurutnya, mengimplementasikan program BBM satu harga tidak semudah membalikkan telapak tangan. Apalagi, geografis Indonesia yang cukup luas, sementara pembangunan dilakukan secara bertahap. ***
BERITA TERKAIT: