Darmin Proyeksi Laju Ekonomi 2016 Tidak Lebih Dari 5,1 Persen

Jumat, 11 November 2016, 10:16 WIB
Darmin Proyeksi Laju Ekonomi 2016 Tidak Lebih Dari 5,1 Persen
Darmin Nasution /Net
rmol news logo Menteri Koordinator bi­dang Perekonomian Darmin Nasution memproyeksi per­tumbuhan ekonomi tahun ini tidak lebih dari 5,1 persen.

Darmin mengungkapkan, ekonomi kuartal III-2016 lebih rendah dari kuartal IIkarena ada pemangkasan anggaran sehingga belanja pemerintah rendah. Selain itu, sektor per­tanian mengalami penurunan dari 3,4 persen menjadi 2,85 persen.

"Tapi kita yakin yakin kuar­tal IV pertumbuhan lebih ting­gi dibandingkan kuartal III. Sehinggga ekonomi nasional tumbuh 5,3 hingga 5,4 persen pada kuartal IV. Maka ekono­mi Indonesia bisa tumbuh 5,1 persen. Tapi untuk tumbuh lebih lagi, sulit," kata Darmin di Jakarta, kemarin.

Seperti diketahui, pertum­buhan ekonomi pada kuartal IIIhanya tumbuh 5,02 persen, atau lebih rendah dari kuartal II-2016 yang mencapai 5,18 persen.

Soal proyeksi tahun depan, Darmin menilai, perekonomian Indonesia masih dihantui pele­mahan. Meskipun diproyeksi tumbuh, ada kemungkinan revisi asumsi pertumbuhan ekonomi global pada 2017.

"Pada tahun 2015 perekonomian global 3,1 persen, tahun ini juga 3,1 persen. Optimisme ada, tapi realitas tidak seperti yang diharapkan. Tahun depan 3,4 persen, tapi kecenderungan pada bulan mendatang akan dikoreksi lagi," katanya.

Menurutnya, untuk mendor­ong pertumbuhan ekonomi, Indonesia harus melakukan diversifikasi ekspor.

"Ekonomi AS 2,2 persen nanti ujungnya seperti apa, nanti kita lihat, China tahun ini 6,5 persen tahun depan 6,2 persen, India cukup tinggi 7,6 persen sama tahun depan 7,6 persen juga. ASEAN 5 itu 4,8 persen tahun ini, tahun depan 5,1 persen. Ini harus jadi per­hatian," terangnya.

Menurut dia, dalam men­gukur risiko global, ada dua indikator yang biasanya dijadi­kan landasan. Pertama, dari sisi ketidakpastian politik yang saat ini masih dikhawatirkan mampu memberikan sedikit sentimen terhadap kondisi perekonomian.

"Political uncertainty seka­rang di atas krisis global di rentang tahun 2008-2009, tetapi justru di bawah krisis Eropa," katanya.

Kedua, dari kondisi pasar keuangan global yang rentan terhadap sebuah isu. Menurut Darmin, kondisi pasar saat ini tengah menghadapi gejolak yang cukup dalam. Meski begitu, volatilitas yang ter­jadi tidak sedalam dari krisis global.

Deputi Gubernur Bank In­donesia (BI) Perry Warjiyo juga optimistis pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2016 lebih tinggi dibanding kuartal III. Menurutnya, ekspansi belanja pemerintah pada kuartal IV akan menjadi mesin pertum­buhan. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA