Neraca Perdagangan September Surplus

Walau Ekspor Impor Turun

Selasa, 18 Oktober 2016, 09:19 WIB
Neraca Perdagangan September Surplus
Foto/Net
rmol news logo Badan Pusat Statistik (BPS) kemarin merilis neraca perda­gangan bulan September 2016. Data menunjukkan, neraca per­dagangan Indonesia pada bulan lalu surplus 1,22 miliar dolar AS. Ekspor tercatat 12,51 miliar dolar AS, lebih besar dari nilai impor 11,30 miliar dolar AS.

"Ini merupakan surplus tertinggi selama 13 bulan terakhir," ujar Kepala BPS Kecuk Suhari­yanto, dalam konferensi pers di Jakarta, kemarin.

Walaupun surplus, jika dibandingkan bulan Agustus 2016, ekspor September turun 1,84 persen.

Dia merincikan, ekspor mi­gas turun 6,78 persen dari 1,14 miliar dolar AS menjadi 1,06 miliar dolar AS. Kemudian, ekspor non migas turun 1,35 persen dari 11,61 miliar dolar AS menjadi 11,45 miliar dolar AS. Dibandingkan dengan Sep­tember 2015, ada penurunan 0,59 persen dari 12,59 miliar dolar AS.

"Akumulasi ekspor Januari-September 2016 sebesar 104,36 miliar dolar AS atau turun 9,41 persen. Untuk non migas 94,66 miliar atau turun 6,09 persen," terang Suhariyanto.

Untuk pangsa pasar, Suhari­yanto menyebutkan ekspor In­donesia terbesar ke Amerika Serikat (AS) dengan nilai11,59 miliar dolar AS. Di belakangnya mengikuti China dengan nilai 9,71 miliar dolar AS, Jepang 9,53 miliar dolar AS, ASEAN20,81 miliar dolar AS, dan Uni Eropa 10,43 miliar dolar AS.

Selain ekspor, impor Indo­nesia juga tercatat turun 8,78 persen pada September. Impor Migas turun 2,97 persen dari 1,80 miliar dolar AS menjadi 1,74 miliar dolar AS. Impor non migas turun 9,77 persen dari 10,59 miliar dolar AS menjadi 9,55 miliar dolar AS. Dibanding­kan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, impor turun 2,26 persen dari 11,56 miliar dolar AS.

"Akumulasi impor Januari-Semptember 2016 sebesar 98,69 miliar atau turun 8,61 persen. Sedangkan akumulasi impor non migas, yaitu 84,95 miliar dolar AS atau turun 4,1 persen," ungkapnya.

Impor terbesar berasal dari China 21,99 miliar dolar AS, kemudian diikuti Jepang 9,49 miliar dolar AS, Thailand 6,64 miliar dola AS, ASEAN 18,53 miliar dolar AS, dan Uni Eropa 7,79 miliar dolar AS. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA