Ketiga perusahaan pelat merah ini adalah PT Aneka Tambang (Persero) Tbk, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk dan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.
Deputi Bidang Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno mengatakan, ICBC selama ini belum pernah memberikan pendanaan untuk perusahaan pelat merah. KareÂnanya, melalui penandatanganan MoU tersebut diharapkan dapat meningkatkan kerja sama ke depannya.
"Untuk pendanaan proyek-proyek besar baru kali ini. Nilainya 4 miliar dolar AS. UnÂtuk Garuda dan Antam masing-masing 1,5 miliar dolar AS, sementara Semen Indonesia 1 miliar dolar AS," tutur Fajar, saat ditemui di Jakarta, kemarin.
Menurutnya, usai menanÂdatangani MoU tersebut, masing-masing perusahaan akan membahas lebih lanjut terkait penggunaan fasilitas pendanaan yang diperoleh dari ICBC.
Ia mencontohkan, saat ini Antam memiliki sejumlah proyek seperti pengembangan pabrik di Halmahera, Kalimantan Timur. Sementara itu, Semen Indonesia juga memiliki proyek pembanguÂnan pabrik di Aceh dan Kupang.
"Proyeknya apa? Masih di-
review. Tergantung hasil rundingan. Mereka kan punya banyak proyek besar. Garuda bisa juga untuk pembelian pesawat, di antaranya," kata Fajar.
Sementara itu, untuk tenor pinjaman juga disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Sebab, fasilitas pinjaman ini juga bersifat jangka panjang atau bisa untuk tenor selama 24 bulan.
Direktur Keuangan Antam Dimas Wikan Pramudhito meÂnambahkan, ICBC selama ini sudah memberikan financing bagi perseroan.
"Artinya, dengan MoU ini memberikan suatu
assurance baÂgi proyek-proyek tambang milik Antam," katanya.
Meski demikian, pihaknya belum bisa menjelaskan lebih lanjut proyek mana yang akan didanai oleh ICBC. Namun, ia meyakinkan, dana tersebut akan dialokasikan untuk sejumlah proyek Antam yang tengah dikembangkan saat ini.
"Pencairan dananya terganÂtung kebutuhan. Yang penting, untuk financing sudah ada duÂkungan dari ICBC, kita masih akan lihat proyek mana yang bisa disinergikan dengan ICBC," katanya.
Sebelumnya, perseron mengÂgarap proyek Perluasan Pabrik Feronikel Pomalaa (P3FP) di Pomalaa, Sulawesi Tenggara. Pada awal kuartal IV-2016 ini perÂseroan menyelesaikan pembanÂgunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batubara berkapasitas 2x30 megawatt (MW).
Nilai
engineering, procureÂment and construction (EPC) pembangkit listrik tipe
circuÂlating fluidised bed (CFB) itu US$ 145 juta. PLTU batubara membutuhkan sekitar 300.000 ton batubara kalori rendah setiap tahun. Nilai kalori batubaranya 4.200 kcal/kg (GAR). ***
BERITA TERKAIT: