ESDM Larang Pertamina Kurangi Kuota Premium Di SPBU

Masyarakat Dipaksa Beralih Ke Pertalite?

Rabu, 07 September 2016, 09:39 WIB
ESDM Larang Pertamina Kurangi Kuota Premium Di SPBU
Foto/Net
rmol news logo Jumlah Stasiun Bahan Bakar Umum (SPBU) yang menjual bahan bakar jenis premium di sejumlah daerah berkurang. Penjualannya dibatasi?

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) I Gusti Nyoman Wirat­maja Puja menegaskan, pemerintah tidak pernah menginstruk­sikan Pertamina mengurangi atau meniadakan penyaluran premium ke masyarakat.

"Pertamina tidak boleh me­narik premium, mengurangi Premium," kata Wiratamaja di Jakarta, kemarin.

Wirat-sapaan akrabnya- mengatakan, dirinya memaklumi jika penjualan premium berkurang karena masyarakat beralih mengonsumsi pertalite. Namun, jika meniadakan premium dengan tujuan agar beralih ke pertalite, itu tidak diperbolehkan.

Dia meminta, premium harus tetap ada di SPBU. Menurut Wirat, pemerintah memang memiliki rencana penghapusan premium dalam rangka mendu­kung penggunaan energi bersih. Tetapi, caranya dilakukan secara bertahap, bukan dipaksakan.

Saat ditanya makin banyaknya SPBU yang memangkas jumlah nozeel premium, Wirat yakin hal tersebut terjadi karena masalah bisnis saja.

"Itu mungkin strategi di lapangan saja. Misalnya SPBU ada tiga lorong, satunya solar dan dua premium. Tapi karena ada Pertalite, jadi satu lorong dipakai buat Pertalite. Outlet memang berkurang, tapi kuotanya tetap dan tidak dikurangi," terangnya.

Di luar persoalan itu, Wirat melihat, kesadaran masyarakat untuk menggunakan bahan ba­kar minyak (BBM) dengan kualitas lebih baik sudah mulai meningkat.

Seperti diketahui, Pertamina mengklaim pejualan pertalite pada semester I-2016 menga­lami kenaikan dari sebelumnya 3,9 persen menjadi 15,8 persen. Sementara, penjualan Premium mengalami penurunan dari sebe­lumnya 87,4 persen menjadi 68,7 persen.

Sebelumnya, Vice President Retail Fuel Marketing Pertamina Afandi membolehkan pengusaha SPBU tidak menjual premium lagi apabila penjualannya rendah.

Namun demikian, dia memas­tikan SPBU yang tetap menjual BBM masih banyak. Menurut­nya, pihaknya menyerahkan ke­pada pasar mengenai penjualan premium.

Sementara itu, Ketua DPD III Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Wilayah Jabar DKI dan Banten Juan Tarigan mengaku Pertamina tidak membatasi pa­sokan premium. Menurutnya, jika ada SPBU tidak menjual premium semata-mata karena rendahnya permintaan dari masyarakat.

Selain itu, Juan melihat, pengusaha SDPBU lebih memilih menjual BBM nonsubsidi karena pertimbangan keuntungan yang lebih besar hampir dua kali lipat. Strategi seperti itu tidak melanggar aturan dan diperbole­hkan PT Pertamina. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA