"Undangan disampaikan pihak KJRI Marseille di Prancis. Inisiasi pertemuan ini datang dari forum pengusaha di sana," ungkap Gubernur Maluku Said Assagaf dalam keterangannya kepada redaksi, Jumat (13/11).
Menurut Said, para pengusaha Marseille ingin mengetahui berbagai potensi yang dimiliki Provinsi Maluku, serta arah kebijakan pemerintah daerah untuk jangka menengah dan jangka panjang.
"Mereka minta agar dijelaskan sejauhmana perkembangan kenyamanan berinvestasi di Maluku, termasuk kepastian penegakan hukum saat ini," jelasnya.
Said memastikan bahwa momentum business meeting itu merupakan sesuatu yang langka yang tidak boleh dilewatkan.
"Kami sangat mengapresiasi undangan ini. Dalam kesempatan langka ini juga, Pemprov Maluku mengajak pengusaha Maluku untuk turut melakukan audiensi secara langsung dengan pengusaha di sana. Tentunya pemerintah Provinsi Maluku membuka pintu lebar-lebar bagi perusahaan asing untuk memulai usaha," bebernya.
Terkait keinginan para pengusaha Prancis untuk mengetahui sistem penegakan hukum di Maluku, Said mengaku secara khusus telah menyampaikan kepada Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo.
"Saya berharap kesempatan pertemuan ini dapat dipergunakan sebaik-baiknya oleh pengusaha Maluku dan Marseille, sehingga kami dapat pulang membawa kabar gembira perkembangan investasi di Maluku yang berdampak positif bagi kesejahteraan masyarakat. Sudah saatnya masyarakat Maluku maju dan hidup sejahtera," sambung Said.
Adapun potensi investasi di Maluku yang dilirik investor Prancis seperti pariwisata, sektor maritim, perikanan, shipyard, migas dan perdagangan rempah. Pada momen pertemuan tersebut, juga akan dijajaki kemungkinan Marseille menjadi sister city bagi Maluku.
"Melihat kemiripan geografis, Maluku bisa dijadikan sister city oleh Marseille. Apalagi Marseille memiliki garis pantai terpanjang 26 kilometer, mirip dengan Maluku," tandas Said.
[wah]
BERITA TERKAIT: