Ini Mengapa Pertamina Gagal Borong Minyak

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Sabtu, 01 Agustus 2015, 20:20 WIB
Ini Mengapa Pertamina Gagal Borong Minyak
rmol news logo . Pemerintah diminta memberikan penjelasan mengapa ketika harga minyak dunia turun, tetapi harga Bahan Bakar Minyak (BBM) baik bersubsidi maupun non subsidi dalam negeri tidak ikut turun.

Pengamat energi dari Pusat Kebijakan Publik (Puskepi), Sofyano Zakaria menilai, selama ini masyarakat tidak pernah mendapat jawaban secara jelas dan tegas oleh pemerintah terkait alasan kenaikan dan penurunan harga BBM.

"Masyarakat tidak pernah mendapat informasi bahwa pembelian minyak mentah dari luar negeri memerlukan proses, prosedur dan mekanisme yang cukup lama," kata Sofyano dalam keterangan persnya, Sabtu (1/8).

Menurutnya, ketika hari ini harga minyak turun dan badan usaha membeli minyak dari produsen di luar negeri, maka minyak yang dibeli itu baru sampai ke tangan konsumen sekitar satu bulan sampai 1,5 bulan ke depan.

"Tidak bisa langsung dinikmati konsumen. Pada dasarnya membeli minyak (crude oil) ataupun produk, pasti akan bertumpu pada stock yang sudah dimiliki badan usaha," ujarnya.

Ini juga merupakan salah satu penyebab mengapa ketika harga minyak dunia turun, badan usaha seperti Pertamina tidak bisa langsung seketika "memborong" minyak dalam jumlah besar.

Harusnya, menurut Sofyano, penyediaan stok BBM nasional, baik berupa crude oil dan BBM , menjadi tanggung jawab pemerintah dan  bukannya  dibebankan ke perusahaan seperti Pertamina. Negara yang harus menyiapkan anggaran untuk membeli minyak dan kemudian barulah "menjualnya" ke badan usaha.

"Itulah pula,  sebabnya mengapa perhitungan harga jual oleh  Badan Usaha senantiasa didasarkan pada HIP (harga indeks pasar), misalnya MOPS, selama satu bulan meskipun bisa saja perubahan harga dilakukan dua minggu sekali. Ketika harga minyak naik terus sehingga HIP rata-rata sebulan juga naik, maka seharusnya diikuti dengan harga jual BBM yang naik," tutupnya. [sam]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA