"Pertama dari segi bisnis jual-beli minyak, mitra usaha tidak lagi menggunakan perantara seperti yang dulunya melalui Petral, sebab proses tendernya dapat dilakukan secara langsung dan itu dilakukan didalam negeri sehingga ekspektasi public soal keberadaan pihak lain yang sering disebut mafia migas dengan sendirinya terbantahkan," papar koordinator Jaring Migas, Fuad Bachmid melalui siaran pers di Jakarta, Sabtu (11/7).
Menurut Fuad yang juga Presiden Front Gerakan Aktivis Seluruh Indonesia (Fraksi), selain mempunyai misi besar untuk membangun transparansi terhadap proses jual beli minyak, ISC juga diyakini sebagai sarana untuk mempertegas posisi Indonesia sebagai salah satu negara penghasil minyak yang konsisten terhadap penegakan regulasi nasional.
"Keberadaan ISC adalah bagian dari penegasan kedaulatan regulasi kita, sebab siapapun dia haruslah tunduk terhadap aturan yang berlaku di Indonesia termasuk perusahaan minyak nasional dan multinasional yang mau mengikuti tender," katanya
Tak hanya itu, ditambahkan Fuad, pihaknya sangat percaya dengan manajemen ISC di bawah kendali Daniel Purba selaku Vice President ISC Pertamina. Daniel Purba dinilai punya kemampuan untuk mengatur sistem tata kelola pemasaran minyak.
"Saya yakin beliau bukan anak kemarin di Pertamina, beliau paham soal tata kelola pemasaran minyak, dan karena beliau paham makanya beliau diyakini bisa memutus tali bisnis para mafia dan cukong yang selama ini bermain di sektor migas, sebaliknya jika orang yang tidak paham maka bisa jadi mereka akan masuk scenario para mafia dan cukong itu," pungkasnya.
[wid]
BERITA TERKAIT: