Program Pembangunan Prioritas Pemerintah Ciptakan Peluang Baru bagi Dunia Usaha Jepang

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ade-mulyana-1'>ADE MULYANA</a>
LAPORAN: ADE MULYANA
  • Rabu, 01 April 2015, 00:24 WIB
Program Pembangunan Prioritas Pemerintah Ciptakan Peluang Baru bagi Dunia Usaha Jepang
rmol news logo Visi, misi dan program prioritas Pemerintah Joko Widodo-Jusuf Kalla telah menciptakan berbagai peluang investasi bagi dunia usaha Jepang.

Sebagai contoh, program prioritas di bidang pembangunan infrastruktur, maritim dan tenaga listrik membuka peluang terjalinnya kerjasama dan investasi di bidang-bidang tersebut.

Demikian diutarakan Dubes Indonesia untuk Jepang, Yusron Ihza Mahendra ketika membuka seminar investasi bertajuk "Indonesia Updates: New Investment Policy and Opportunities" di Tokyo, Senin (31/3).

"Di samping itu, selaras dengan upaya mempercepat laju pembangunan di daerah, khususnya di luar Jawa, Pemerintah juga telah meluncurkan program bagi penciptaan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di seluruh wilayah Indonesia. Ini tentu akan mempermudah penanaman modal Jepang di wilayah-wilayah tersebut," papar Dubes Yusron.
 
Seminar menghadirkan beberapa pembicara terkemuka dari Indonesia, yaitu Deputi Kepala BKPM bidang Layanan Investasi Lestari Indah, Dirjen Pengembangan Perwilayahan Industri Kementerian Perindustrian Imam Haryono, dan Wakil Direktur  LPPOM MUI Sumunar Jati.

Dalam kesempatan itu Deputi Kepala BKPM bidang Layanan Investasi Lestari Indah memaparkan tentang kebijakan investasi terkini Indonesia, khususnya berbagai langkah yang diambil guna meningkatkan pelayanan kepada calon investor. BKPM antara lain telah meluncurkan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) untuk memudahkan proses penanaman modal bagi investor baru.

"Selain itu, juga menawarkan sejumlah insentif bagi investor yang memenuhi kriteria yang ada," katanya.

Sementara itu, Dirjen Pengembangan Perwilayahan Industri Kementerian Perindustrian memaparkan upaya Pemerintah Indonesia menciptakan pusat-pusat pertumbuhan baru di seluruh wilayah Indonesia. Menurutnya, tidak kurang dari 14 Kawasan Ekonomi Khusus akan dibentuk terutama di luar Jawa, guna mengoptimalkan potensi ekonomi yang ada di wilayah-wilayah tersebut.

"Tentunya masing-masing Kawasan Ekonomi Khusus akan didukung dengan pembangunan sarana dan prasarana infrastruktur dan sejumlah insentif bagi investor," ujar Imam Haryono.

Mencermati semakin tingginya minat dunia usaha Jepang atas produk halal, seminar juga menghadirkan Wakil Direktur LPPOM MUI, Sumunar Jati. Dia menjelaskan banyak tentang industri halal sebagai sektor investasi baru yang potensial.

"Sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, Indonesia dapat menjadi basis yang potensial bagi industri halal baik untuk konsumsi domestik maupun pasar ekspor," katanya.

Dari pihak Jepang, seminar menghadirkan Wakil Direktur Urusan Indonesia Japan International Cooperation Agency (JICA), Jun Saotome dan General Manager Bank SMBC, Hiro Hyakutome.

JICA memaparkan mengenai kemajuan berbagai program kerjasama Indonesia-Jepang di bidang pembangunan infrastruktur, sementara SMBC memaparkan mengenai kerjasama investasi yang dilakukannya bersama Bank BTPN yang telah memungkinkan penyediaan layanan finansial kelas dunia bagi investor Jepang di seluruh wilayah Indonesia.

Penyelenggaran seminar mendapatkan sambutan yang hangat dari dunia usaha Jepang. Dari target peserta 200 orang, seminar berhasil menarik partisipasi sekitar 400 peserta. Hal ini tentunya mencerminkan tingginya minat dunia usaha Jepang untuk terus memperkuat kerjasama ekonomi dengan Indonesia.

Seminar investasi ini diselengarakan KBRI Tokyo bekerjasama dengan ASEAN-Japan Center dan BKPM RI.[dem]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA