"Ada kemungkinan Pertamina makin agresif dalam penambahan utangnya," beber Koordinator Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Salamuddin Daeng dalam diskusi 'Pertamina di Bawah Ancaman Privatisasi dan Utang Luar Negeri' yang digelar di restoran Dapur Selera, Tebet, Jakarta (Minggu, 7/12).
Dia menambahkan, ekspansi utang luar negeri Pertamina diperkuat dengan perintah Menteri BUMN Rini Soemarno agar perusahaan pengelola migas nasional itu tidak me-listing sahamnya di bursa efek Indonesia.
"Ini didasari karena adanya kebutuhan modal besar dari keinginan Pertamina melakukan ekspansi. Saya curigai modal itu dari utang luar negeri," jelas Salamuddin.
Menurutnya, ekspansi utang Pertamina sejalan dengan visi misi Dwi Soetjipto sebagai direktur utama yang baru. Di mana, BUMN sebelumnya yang dipimpin Dwi yaitu PT Semen Indonesia memiliki tunggakan utang luar negeri sebesar Rp 2 triliun dengan total utang keseluruhan mencapai lebih dari Rp 11 triliun.
"Ini semakin membuka peluang Pertamina jatuh kepemilikannya ke pihak swasta," tegas Salamuddin
.[wid]
BERITA TERKAIT: