Ironis, Produk Asing Dipermudah Sementara Produk Lokal Dipersulit

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Kamis, 11 September 2014, 23:00 WIB
Ironis, Produk Asing Dipermudah Sementara Produk Lokal Dipersulit
ilustrasi/net
rmol news logo Daya saing industri dalam negeri harus segera ditingkatkan. Pasalnya, kalau dibiarkan seperti sekarang ini maka bisa dipastikan ekonomi Indonesia bakal jauh tertinggal dari negara-negara lain.

"Daya saing Indonesia dalam negeri jalan di tempat. Kalau tidak diperbaiki dan ditingkatkan jangan harap Indonesia bisa menyaingi negara lain," kata Dirjen Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian, Harjanto pada Diskusi Publik Fraksi PKB bertema "Ancaman Deindustrialisasi dan Defisit Neraca Perdagangan Terhadap Perekonomian Nasional" di gedung DPR, Senayan, Jakarta (Kamis, 11/9).

Menurut Harjanto, daya saing industri dalam negeri relatif jauh tertinggal meski terhadap negara tetangga. Padahal, jika daya saing industri dalam negeri mendapat perhatian besar dari pemerintahan jauh sebelumnya, tentu kondisinya tidak akan seperti saat ini.

"Dibanding Thailand apalagi Singapura, kita masih dibawah mereka," katanya.

Agar daya saing industri Indonesia bisa ditingkatkan, menurut dia, perlu diperbaiki infrastruktur yang tidak mendukung iklim industrialisasi. Tidak hanya itu, dari sisi regulasi Harjanto mengakui bahwa Indonesia sudah sangat terbuka terhadap masuknya produk-produk negara asing. Bahkan diyakini saat ini nyaris tidak ada lagi penghalang bagi produk asing untuk dipasarkan di tanah air.

"Pengurusan Izin Standar Nasional (SNI) dari produk asing yang masuk ke Indonesia  dipermudah oleh pemerintah. Namun Ironisnya, negara asing malah bertolakbelakang dengan kemudahan yang diberikan pemerintah kita," kata Harjanto.

Dia menyebut biaya SNI bagi produk asing sangat murah. Sementara Negara Cina sangat mahal yakni Rp 700 juta dan prosesnya sangat lama.

"Begitu juga di Jepang, mereka menerapkan bottle necking. Bahkan pemohon dibikin antri. Sementara kita malah mempermudah importasi, ini menurunkan kinerja industri dalam negeri," katanya.[dem]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA