RI Belum Siap AEC, Pasar ASEAN Jadi Sasaran Jepang Dan China

Minggu, 02 Maret 2014, 08:04 WIB
RI Belum Siap AEC, Pasar ASEAN Jadi Sasaran Jepang Dan China
ASEAN Economic Community (AEC)
rmol news logo Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) menilai, pemerintah belum maksimal melakukan sosialisasi ASEAN Economic Community (AEC) pada 2015. Alhasil, pasar dalam negeri terancam diserbu produk impor.

“Negara-negara Asia Tenggara harus mulai memanfaatkan AEC lebih maksimal. Jangan sampai AEC hanya dimanfaatkan negara-negara maju untuk melakukan penetrasi pasar ke kawasan Asia Tenggara,” ujar Ketua Umum Hipmi Raja Sapta Oktohari kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Okto mengatakan, dengan jumlah penduduk di atas 600 juta jiwa serta kondisi perekonomian yang relatif stabil, menjadikan ASEAN pasar yang sangat menjanjikan. Apalagi, ASEAN juga telah meratifikasi berbagai kemitraan dagang dengan berbagai negara maju seperti China dan Jepang.

“Jika tidak siap, justru pasar potensial yang dimiliki ASEAN akan menjadi sasaran dari sejumlah negara, khususnya Jepang dan China,” katanya.

Menurut Okto, saat ini para pengusaha muda se-ASEAN sedang melakukan pertemuan dalam Forum On ASEAN-JAPAN Young Enterpreneur di Kamboja.

Dia berharap, pertemuan itu bisa mendorong negara-negara di ASEAN lebih masif lagi melakukan konsolidasi menghadapi AEC 2015.

Dia juga menginginkan negara-negara ASEAN, khususnya Indonesia, harus mulai berbenah. Selama ini, pemerintah masih belum serius mendorong daya saing sektor pengusaha muda dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM).

Okto mengingatkan, yang akan terkena dampak langsung AEC adalah pengusaha pemula dan UKM. Dimana sektor ini akan bersaing secara langsung dengan pengusaha-pengusaha di kawasan Asia Tenggara.

Harus diakui, Indonesia belum optimal mempersiapkan diri menghadapi AEC. Padahal, pemerintah dan swasta harus sinergis dan berjalan bersama.

“Jika dibanding Malaysia, upaya mendorong daya saing sektor UKM di Indonesia masih sangat jauh tertinggal. Baik itu di pembiayaan, peningkatan kualitas sumber daya manusia maupun pasar,” ingatnya.

Untuk itu, Okto berharap, dalam waktu dekat ada tindakan konkret bagi para pengusaha muda dan UKM. Di Malaysia saja, katanya, ada tiga institusi yang memberikan kemudahan langsung kepada entrepreneur dalam melakukan aktivitas ekonominya. Terutama di sektor permodalan dan pasar.  ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA