"Sampai tahun 2012 kita menghasilkan 5,2 juta semen beku, sementara kebutuhan cuma 3,6 juta. Jadi, kita mampu mengekspor," kata Direktur Jenderal Peternakan Kementan Syukur Iwantoro di sela kunjungan kerja ke Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Minggu (24/11).
Menurutnya, negara-negara lain tertarik mengembangbiakkan semen beku sapi produksi Indonesia. Dengan kualitas sama seperti yang diproduksi Australia dan Amerika Serikat, semen beku sapi yang dihasilkan Indonesia jauh lebih murah harganya.
"Kita mampu bersaing dengan negara-negara maju untuk menghasilkan semen beku dan embrio transfer. Kita juga sudah mampu meningkatkan penggemukan sapi," jelas Syukur.
Belakangan, negara Kazakhstan dan Kirgizstan rutin mengimpor semen beku sapi Indonesia. Dengan harga Rp 30 ribu per dosis negara itu butuh untuk meningkatkan produktivitas sapinya. Dibandingkan membeli dari Australia atau AS yang dijual seharga Rp 300 ribu dengan kualitas sama.
"Karena itu kita butuh infrastruktur yang memadai. Kalau kita mampu menguasai sektor hulu sampai hilir semen beku sapi, kita bisa merajai ekspor," tegas Syukur.
[ian]
BERITA TERKAIT: