Menteri Negara untuk Kecerdasan Buatan, Omar Al Olama, mengatakan upaya negaranya menggaet AS sebagai mitra adalah bagian dari rencana UEA untuk menjadi pusat teknologi terkemuka.
“Satu-satunya cara agar hal ini berhasil adalah jika kita dapat membangun kemitraan yang berkelanjutan dan berjangka panjang dengan negara-negara seperti Amerika Serikat di mana kita dapat membuat chip yang mutakhir,” katanya, memperingatkan bahwa proses ini masih dalam tahap awal, seperti dikutip dari
Bloomberg, Senin (13/5).
UEA telah memposisikan dirinya untuk menjadi negara terkemuka di kawasan dalam bidang kecerdasan buatan, dengan berinvestasi besar-besaran di sektor ini dan beralih dari Tiongkok untuk meredakan kekhawatiran pemerintah AS.
Lonjakan AI secara global telah memicu permintaan akan semikonduktor canggih yang diperlukan untuk mendukung sejumlah besar data yang diproses oleh teknologi pintar.
Al Olama mengatakan UEA hanya tertarik untuk membuat chip generasi baru daripada bersaing dengan model yang lebih murah.
“UEA tidak dapat bersaing dengan negara yang lebih besar dengan lebih banyak tenaga kerja yang mampu menyediakan chip dengan harga yang setara atau di bawah standar dengan harga yang lebih murah,” katanya.
BERITA TERKAIT: