Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan hal itulah yang menyebabkan defisit perdagangan Indonesia mencapai nilai hampir Rp 30 triliun.
"Impor juga masih mendominasi di permohonan uji perangkat. Data yang saya peroleh yang dari RRT (China) ada 3.046 perangkat, sedangkan yang dari Indonesia hanya 632 perangkat. Sangat jauh sekali," kata Jokowi dalam sambutannya pada peresmian IDTH di Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi (BBPPT) Tapos, Depok, Jawa Barat, Selasa (7/5).
Ini menjadi keprihatinan bahwa Indonesia saat ini masih menjadi pengguna dari sektor perangkat teknologi dan informasi. Indonesia belum bisa menjadi pemain pasar atau bagian dari rantai pasok.
"Teknologi berkembang dan berubah sangat cepat, setiap hari pasti ada perangkat-perangkat teknologi baru yang merubah cara-cara kita bekerja, yang menawarkan kemudahan-kemudahan, yang menawarkan kecepatan dan yang menawarkan efisiensi," ujar Jokowi.
"Tapi sayangnya, ini sayangnya perangkat teknologi dan alat komunikasi yang kita pakai masih didominasi barang-barang impor, dan nilai defisit perdagangan sektor ini hampir 2,1 miliar dollar Amerika Serikat atau lebih dari Rp 30 triliun rupiah," ujar Jokowi.
Sepanjang April 2024, Jokowi telah dikunjungi oleh dua CEO dari perusahaan teknologi global, yakni Tim Cook dari Apple dan Satya Nadella dari Microsoft.
Dari hasil pertemuan tersebut, Presiden menyebutkan bahwa dari 320 komponen perangkat yang diproduksi Apple, Indonesia hanya memiliki dua pemasok komponen yang bisa diproduksi di dalam negeri.
BERITA TERKAIT: