Dimensy.id
R17

Pentagon: Dua Perusahaan Teknologi China Masuk Daftar "Menimbulkan Risiko Keamanan AS"

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Jumat, 02 Februari 2024, 09:11 WIB
Pentagon: Dua Perusahaan Teknologi China Masuk Daftar "Menimbulkan Risiko Keamanan AS"
Ilustrasi/Net
rmol news logo Departemen Pertahanan Amerika Serikat, Pentagon, menambahkan daftar perusahaan China yang diduga 'menimbulkan risiko keamanan nasional' bagi AS.

Pembuat chip memori Yangtze Memory Technologies Corp. (YMTC) dan perusahaan kecerdasan buatan (AI) Beijing Megvii, termasuk di antaranya.

Dalam pernyataannya, Pentagon secara khusus membatasi akses perusahaan tersebut  ke beberapa kontrak pertahanan AS, karena keduanya dituding banyak membantu Tentara Pembebasan Rakyat (PLA).

Bloomberg melaporkan Kamis (1/2), kedua perusahaan dimasukkan ke dalam daftar Bagian 1260H, dengan maksud memperingatkan sekutu terhadap potensi ancaman keamanan nasional.

Pemain telekomunikasi dan ruang angkasa besar, serta Huawei Technologies Co dan Semiconductor Manufacturing International Corp, dua perusahaan yang menjadi jantung upaya Beijing untuk menggantikan teknologi AS, telah lebih dulu masuk dalam daftar.

Yang juga masuk dalam daftar terbaru adalah Advanced Micro-Fabrication Equipment, pemasok utama peralatan untuk produksi chip, dan IDG Capital, investor ekuitas swasta dan modal ventura produktif yang mendukung beberapa perusahaan rintisan terkemuka di China.

Washington telah memberlakukan pembatasan ekspor dan sanksi lain terhadap Huawei, SMIC, dan perusahaan lain yang termasuk dalam daftar Pentagon, sebagai bagian dari kampanye yang lebih luas untuk mengekang bangkitnya pesaing geopolitik yang mereka anggap sebagai ancaman terhadap keamanan negara tersebut.  

Huawei dan SMIC, yang pada akhir tahun 2023 merancang dan memproduksi chip yang lebih canggih dari yang diperkirakan sebelumnya untuk China, keduanya tidak dapat membeli berbagai jenis perangkat lunak dan sirkuit Amerika.

Daftar Bagian 1260H secara khusus membatasi akses terhadap beberapa kontrak Pertahanan.

Pemerintah AS dalam beberapa tahun terakhir semakin khawatir mengenai apa yang mereka sebut sebagai strategi fusi militer-sipil Tiongkok, dan menggambarkan konsep tersebut sebagai perusahaan sipil biasa yang membantu Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) dengan cara tertentu. rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA