Microsoft menjuluki grup peretas itu sebagai " Storm-0558". Mereka disebut telah memalsukan token autentikasi digital untuk mengakses akun webmail pemerintah.
"Sekitar 25 organisasi termasuk lembaga pemerintah secara diam-diam emailnya berhasil diretas oleh kelompok hacker yang berkaitan dengan negara China," ungkap laporan Microsoft, seperti dimuat
The Jerussalem Post pada Kamis (13/7).
Lebih lanjut, Microsoft mengatakan kegiatan peretasan telah berlangsung sejak Mei lalu. Kendati demikian, Microsoft tidak memberitahu negara mana saja yang menjadi target peretasan China tersebut.
Tetapi Microsoft sebelumnya kerap menyebut Eropa Barat sebagai entitas yang sering mendapat serangan hacker Beijing.
Sementara itu, penasihat keamanan nasional Gedung Putih, Jake Sullivan membenarkan adanya peretasan tersebut. Departemen Luar Negeri dan Departemen Pertahanan AS mengakui menjadi korban peretasan hacker China.
Tetapi Sullivan mencatat, aksi pembobolan tersebut bisa dideteksi dengan cepat dan berhasil dihentikan sebelum meluas.
Microsoft mengklaim telah menghubungi seluruh organisasi dan lembaga pemerintah yang menjadi korban untuk memberikan informasi penting dan mendorong mereka menyelidiki lebih lanjut tentang penemuan tersebut.
BERITA TERKAIT: