Selain karena kelelahan usai melakoni Piala Asia U-23 yang sangat menguras stamina, Witan Sulaeman cs juga menjalani perjalanan cukup jauh dari Doha ke Paris pada Senin kemarin (6/5).
"Karena letih jadi hanya latihan pemulihan fisik dan taktik sebentar. Memang kemarin kita perjalanan lumayan jauh," kata Shin, dikutip laman resmi PSSI, Selasa (7/5).
"Seperti yang Anda lihat. Jadi semua menggunakan jaket yang tebal, suhu lumayan dingin. Yang paling penting sebenarnya kontrol kondisi pemain. Jadi secara psikologis mulai capek, mulai lelah. Yang penting kita bisa kontrol kondisi pemain agar tetap bugar," sambungnya.
Pelatih asal Korea Selatan ini menambahkan, keberangkatan ke Paris memang sengaja dijadwalkan jauh-jauh hari. Ini dilakukan agar pemain memiliki adaptasi dengan cuaca yang cukup. Pasalnya perbedaan suhu antara Doha dan Paris memang sangat lebar.
Saat melakoni putaran final Piala Asia U-23 di Doha, skuat Garuda Muda harus menghadapi cuaca sangat panas sekitar 35 derajat celsius. Namun, suhu di Paris saat ini justru relatif dingin, sekitar 12 derajat celcius. Sehingga adaptasi pemain terhadap cuaca harus dilakukan jauh-jauh hari.’
"Jadi memang ada kesulitan masalah makanan dan tidur. Karena kita juga buru-buru pesan hotel dan lain-lain, karena baru bisa dilakukan setelah selesai pertandingan kemarin di Doha. Jadi ada masalah sedikit,’’ tuturnya.
Tak hanya itu, Shin Tae-yong juga mengeluhkan lapangan tempat berlatih, Stade de Lagrange, yang dinilainya kurang representatif.
"Memang di bawah standar. Tidak seperti di Doha, tetapi katanya di sini yang rumputnya paling baik. Jadi mau tidak mau kita harus adaptasi dengan situasi dan kondisi di sini," tandasnya.
BERITA TERKAIT: