Peristiwa bencana di Sumut menyebabkan 19 warga menjadi korban. Rinciannya 10 orang meninggal dunia, tiga orang luka-luka, dan enam orang masih dalam pencarian.
Sebanyak 2.393 kepala keluarga (KK) terdampak kerusakan rumah dan 445 warga harus mengungsi. Sementara sejumlah akses jalan utama masih tertutup material longsor.
“Polri akan terus hadir dan bekerja tanpa henti untuk membantu saudara-saudara kita yang terdampak. Keselamatan dan kemanusiaan adalah prioritas Utama," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divhumas Polri, Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko dalam keterangan resmi pada Rabu 26 November 2025.
Secara spesifik, di Tapanuli Tengah, tanah longsor pada pukul 07.00 WIB mengakibatkan empat warga meninggal dan merusak satu rumah. Banjir yang terjadi sepanjang 17-22 November berdampak pada 1.902 KK serta memaksa 45 warga mengungsi.
Bergeser ke Mandailing Natal, longsor menutup Jembatan Aek Inumon II, sementara banjir di Muara Batang Gadis membuat 400 warga mengungsi dan merendam 470 rumah.
Lalu, di Tapanuli Selatan, insiden pohon tumbang menewaskan satu orang warga dan melukai satu orang lainnya. Sedankan di Tapanuli Utara mengalami tiga titik longsor yang mengakibatkan satu warga luka-luka, merusak dua rumah, serta menutup badan jalan.
Di Kota Sibolga menjadi wilayah dengan dampak paling besar, dengan enam kejadian longsor yang mengakibatkan lima warga meninggal, tiga luka-luka, serta empat warga masih dalam pencarian, dan merusak 17 rumah. Terakhir di Nias, longsor juga menutup akses jalan utama di Desa Hiligodu, Gunungsitoli.
Sejak laporan pertama masuk, Polri langsung bergerak cepat mengevakuasi warga, serta mengamankan dan mengatur lalu lintas di sejumlah titik terdampak.
Polda Sumut melalui Kepala Biro Operasi, Kombes Victor Togi Tambunan mengerahkan kekuatan penuh Satbrimob sebanyak empat empat kompi dalam rangka perbantuan SAR dan penanganan dampak bencana.
BERITA TERKAIT: