“Ini ketiga kalinya. Tahun pertama dan kedua saya gugur di tingkat panda. Mungkin karena jasmani saya kurang,” ucap Naufal usai mengikuti tes Pemeriksaan Penampilan (Rikpil) seleksi tingkat pusat taruna Akpol di halaman Gedung Serbaguna Akpol, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (25/7).
Catar Akpol asal pengiriman Polda Jawa Barat ini semasa sekolah di SMA 3 Bogor, Jawa Barat kerap menyabet juara dalam ajang lomba sains.
Dia bercita-cita menciptakan teknologi yang membantu tugas-tugas kepolisian dalam melayani masyarakat, salah satunya drone untuk mendistribusikan obat dan barang-barang ke wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar.
“Saya berharap ke depan, skill yang saya punya bisa dibaktikan untuk Polri. Saya berharap pengetahuan teknologi yang saya miliki ke depan bermanfaat bagi masyarakat,” terangnya.
Anak pertama dari dua bersaudara ini mengatakan sebenarnya sedari kecil hendak menjadi seorang ilmuwan. Namun beranjak remaja, dia menilai manfaat dari kemampuannya harus dirasakan masyarakat luas.
Karena tugas-tugas kepolisian bersentuhan langsung dengan masyarakat luas, maka Naufal memilih ikut seleksi Akpol. Dia semakin tertarik masuk Akpol karena mendengar informasi seorang polisi difasilitasi oleh institusi untuk mengembangkan bakatnya dalam pembinaan karier.
“Cita-cita pertama sebagai ilmuwan, semakin ke sini saya merasa Polri lingkupnya nasional. Jadi kalau saya menciptakan sesuatu untuk membantu pelayanan atau operasi Polri, maka akan membantu masyarakat juga,” katanya.
Masih kata Naufal, selama menunggu pembukaan pendaftaran taruna Akpol, dirinya berkuliah di Universitas Indonesia. Dia mengambil jurusan Sastra Cina untuk meningkatkan kemampuannya dalam berbahasa asing.
“Saya sembari menunggu pembukaan rekrutmen (Akpol), sempat kuliah di jurusan Sastra Cina UI. Jadi saya bisa Bahasa Mandarin dasar. Kemarin di Semester I IPK 3,89,” pungkasnya.
BERITA TERKAIT: