Pengamat politik Citra Institute, Efriza memandang, proses rekrutmen dan pengangkatan Kaesang di PSI terbilang instan.
"PSI rela mengabaikan fungsi rekrutmen politik, fungsi membangun demokrasi internal, menghargai mekanisme jenjang karir politik, semua diterabas," ujar Efriza kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (27/9).
Efriza menduga, PSI berharap pengangkatan Kaesang sebagai ketum bisa memberikan dampak signifikan terhadap perolehan suara partai berlogo bunga mawar itu.
"Seakan Kaesang adalah sosok penyelamat mereka, Kaesang adalah kunci lolos PSI di Senayan. Ini menunjukkan anak muda dalam membangun kepartaian mudah menyerah, akhirnya cara instan dipraktikkan," kata Efriza.
Lebih dari itu, dosen ilmu pemerintahan Universitas Pamulang (UNPAM) Serang itu mengamati, PSI tidak memiliki mekanisme yang jelas dalam penentuan posisi ketum.
"Ini menunjukkan partai ini berjalan tidak dengan mencoba menghayati mekanisme kesepakatan bersama dan kontrak politik dalam format misalnya AD/ART," tuturnya.
"Jadi PSI bukan partai ideologis atau partai kader, cara pragmatis dipilih dengan harapan besar lolos parlemen melalui Kaesang," sambungnya.
BERITA TERKAIT: