"Perlu saya sampaikan kita mencoba untuk evakuasi melalui jalur udara karena jalur udara dianggap paling efektif dan efisien untuk mempercepat proses evakuasi korban," kata Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (20/2).
Alasan Dedi, memilih jalur udara karena jarak tempuh saat proses evakuasi lebih cepat ketimbang melalui darat yang harus menempuh waktu 12 jam. Namun, bukan berarti proses evakuasi via udara mudah.
Dedi menyebut, ada hambatan berupa cuaca dan juga lokasi pendaratan darurat yang dekat tebing.
"Yang jadi kendala utama proses utama evakuasi adalah cuaca, ketika sudah angin berkabut bahkan ada petir maka proses evakuasi dihentikan. Sore hari ini proses evakuasi melalui jalur udara kita hentikan karena sangat tergantung dengan cuaca," kata Dedi.
Untuk update terkini, tim sar, tim dari Polres Kerinci beserta dokter sudah menemukan lokasi pendaratan darurat helikopter dan langsung mengobati luka para rombongan.
Selain menjaga kondisi kesehatan Kapolda dan rombongan, tim juga memastikan pasokan logistik makanan selama menunggu proses evakuasi terjamin.
Helikopter Polri jenis Bell 412 SP dengan nomor Registrasi P-3001 yang ditumpangi Kapolda Jambi Irjen Rusdi Hartono dan rombongan sebelumnya mendarat darurat di Desa Tamia karena cuaca buruk.
Kapolda Jambi beserta rombongan harus menggunakan helikopter pada saat melakukan kunjungan kerja, seperti peresmian kantor SPKT Polres Kerinci, dan pengamanan kunjungan mantan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla di Kerinci.
BERITA TERKAIT: