Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Irak Memanas, AS dan Inggris Minta Semua Pihak Menahan Diri dan Menghormati Institusi Pemerintah

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Selasa, 30 Agustus 2022, 08:46 WIB
rmol news logo Pemerintah Amerika Serikat dan Inggris mengungkapkan keprihatinannya atas meningkatnya ketegangan di Irak. 

Kedutaan AS di Baghdad mendesak semua pihak untuk tetap damai dan menahan diri dari tindakan yang dapat mengarah pada kekerasan.

"Laporan kerusuhan di seluruh Irak hari ini sangat mengkhawatirkan karena mereka tidak mengizinkan institusi Irak untuk beroperasi," kata kedutaan AS di Baghdad, menyarankan dialog untuk menyelesaikan perbedaan, seperti dikutip dari Arab News, Selasa (30/8).

Kedutaan AS mengungkapkan bahwa masyarakat memiliki hak untuk protes  secara damai dan itu adalah komponen mendasar dari semua demokrasi. "Tetapi pengunjuk rasa juga harus menghormati institusi dan properti pemerintah, dalam hal ini pemerintah Irak. Pemerintah Irak telah melayani rakyat Irak dan harus diizinkan beroperasi,” kata kedutaan.

Keprihatinan serupa disampaikan James Downer, kuasa usaha di kedutaan Inggris di ibukota Irak. Ia mengatakan negaranya sangat prihatin dengan peristiwa yang terjadi pada Senin (29/8) dan laporan korban tewas dan luka-luka di Baghdad.

"Kami mendesak mereka yang berada di jalan untuk menahan diri dari kekerasan," katanya dalam sebuah pernyataan.  

“Setiap protes harus tetap damai. Rakyat Irak tidak pantas jika negara mereka terseret ke dalam kekerasan. Rakyat Irak membutuhkan institusi yang berfungsi untuk bertindak mengatasi tantangan yang mereka hadapi dan untuk memberikan layanan yang mereka andalkan," ujarnya.

Dia juga meminta semua pengunjuk rasa untuk menahan diri dari menyerbu gedung-gedung pemerintah, dan mengatakan pasukan keamanan negara yang sah adalah satu-satunya yang dapat memastikan keselamatan para pengunjuk rasa dan integritas gedung-gedung pemerintah.

Downer kemudian mendesak pasukan keamanan Irak untuk menanggapi secara proporsional, dan meminta semua pihak untuk memprioritaskan dialog dalam mengejar solusi damai, hukum dan inklusif demi rakyat Irak.

Setidaknya 15 pengunjuk rasa tewas dan 270 lainnya terluka ketika Irak mengumumkan jam malam nasional setelah pendukung Muqtada Sadr menyerbu istana pemerintah di Zona Hijau Baghdad pada Senin (29/8), menyusul pernyataan mundurnya pemimpin Syiah dari dunia politik. rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA