Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Bukan Bendum PBNU, KPK Tegaskan Proses Hukum Mardani H. Maming dalam Kapasitas sebagai Bupati Tanah Bumbu

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/jamaludin-akmal-1'>JAMALUDIN AKMAL</a>
LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL
  • Jumat, 22 Juli 2022, 21:17 WIB
Bukan Bendum PBNU, KPK Tegaskan Proses Hukum Mardani H. Maming dalam Kapasitas sebagai Bupati Tanah Bumbu
Bendum PBNU Mardani H. Maming usai jalani pemeriksaan KPK selama 12 jam Juni lalu/RMOL
rmol news logo Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menegaskan bahwa kasus yang menjerat Mardani H. Maming bukan dalam kapasitasnya sebagai Bendahara Umum (Bendum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), melainkan dalam kapasitasnya sebagai Bupati Tanah Bumbu periode 2010-2018.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Sehingga, KPK tidak akan menanggapi urusan PBNU yang membiayai penunjukkan kuasa hukum untuk bela Maming di gugatan praperadilan.

"Mengenai penunjukkan kuasa hukum maupun pembiayaannya apakah dari uang kas PBNU ataukah sumber lain tentu kami tidak akan tanggapi karena itu urusan internal pengurus PBNU," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Jurubicara Bidang Penindakan KPK, Ali Fikri kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat sore (22/7).

Karena kata Ali, sebagaimana jawaban tim Biro Hukum KPK di proses persidangan praperadilan, dugaan perbuatan yang menjadi objek penyidikan KPK adalah, saat Maming menjadi Bupati Tanah Bumbu, bukan dalam kapasitas sebagai pengurus PBNU.

Hal itu sejalan dengan kewenangan KPK sebagaimana ketentuan Pasal 11 UU KPK, bahwa kewenangan KPK untuk menangani perkara, di antaranya dengan subjek hukum penyelenggara negara.

"Tentu kapasitas MM (Mardani Maming) sebagai Bendahara Umum PBNU bukanlah penyelenggara negara," pungkas Ali.

Dalam perkara dugaan suap dan gratifikasi terkait Izin Usaha Pertambangan (IUP) di Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan (Kalsel), Maming yang juga menjabat sebagai Ketua DPD PDI Perjuangan Kalsel mengajukan gugatan praperadilan ke Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan. PBNU pun mengutus mantan pimpinan KPK, Bambang Widjojanto (BW) dan mantan Wakil Menteri Hukum dan HAM (Wamenkumham) Denny Indrayana sebagai kuasa hukum Maming.

Dalam sidang praperadilan, KPK mengungkapkan banyak fakta baru saat membeberkan jawaban atas praperadilan Maming yang diungkapkan di hadapan Hakim pada Rabu (20/7).

Di mana, KPK membeberkan bahwa penetapan tersangka Maming sudah sesuai prosedur hukum, yakni sudah memiliki lebih dari dua alat bukti permulaan.

Penanganan perkara yang menjerat Maming ini berawal dari laporan masyarakat yang diterima KPK pada Februari 2022. Dari hasil telaah, laporan masyarakat itu belum pernah ditangani oleh penegak hukum lainnya. Sehingga, KPK melakukan penyelidikan dengan meminta keterangan dan klarifikasi terhadap beberapa pihak.

Saksi-saksi yang telah dimintai keterangan dan klarifikasi, di antaranya pihak Dinas ESDM Tanah Bumbu, pihak ESDM Propinsi Kalsel, pihak PT PCN serta analisis berbagai dokumen terkait kasus dimaksud.

Dari serangkaian penyelidikan itu, KPK melakukan pengumpulan data, informasi, dan dokumen sebagai bukti permulaan. Sehingga disimpulkan telah lebih ditemukan dua alat bukti. Di antaranya, surat atau dokumen berjumlah 129 dokumen dan 18 orang yang telah memberikan keterangan yang dituangkan dalam Berita Acara Permintaan Keterangan.

Termasuk permintaan keterangan terhadap Maming serta alat bukti petunjuk berupa bukti elektronik. Berikutnya dari bukti permulaan tersebut maka sekitar Juni 2022 KPK meningkatkan ke tahap penyidikan.

Selain itu, dari proses penyelidikan juga telah ditemukan fakta adanya dugaan penerbitan perizinan pertambangan dengan peran Maming selaku Bupati Tanah Bumbu periode 2010-2018.

KPK juga menemukan fakta ada dugaan pelimpahan izin usaha pertambangan operasi produksi batubara PT Bangun Karya Pratama Lestari kepada PT Prolindo Cipta Nusantara (PCN) yang dilakukan Maming selaku Bupati Tanah Bumbu. Padahal, hal tersebut bertentangan dengan UU 4/2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.

Setelah PT PCN beroperasi dalam penambangan batubara, Maming diduga mendirikan beberapa perusahaan yang difasilitasi dan dibiayai oleh PT PCN.

Beberapa perusahaan dimaksud, susunan direksi dan pemegang sahamnya masih berafiliasi dengan Maming yang kemudian dalam aktifitasnya dibungkus dalam formalisme perjanjian kerjasama "underlying" guna memayungi adanya aliran uang dari direktur PT PCN melalui beberapa perusahaan yang terafiliasi dengan Maming tersebut sekitar sejumlah Rp 104.369.887.822 (Rp 104,3 miliar).

Maming yang juga merupakan Ketua Umum (Ketum) BPP Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) periode 2019-2022 telah dicegah oleh KPK untuk berpergian ke luar negeri selama enam bulan ke depan bersama dengan adiknya, Rois Sunandar Maming yang juga menjabat sebagai Direktur PT Batulicin Enam Sembilan Pelabuhan.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA