Demikian pandangan Direktur riset Indonesia Presidential Studies (IPS) Arman Salam menilai, salah satu misi yang dibawa dalam lawatan presiden Jokowi ke Ukraina dan Rusia adalah untuk membuka ruang dan jaminan dalam konteks ketersedian pangan dan energi dunia.
Bagi Arman, misi itu dijalankan juga terkait pelaksanaan gelaran KTT G20 di Indonesia oktober mendatang. Apalagi, selama ini masalah terhambatnya mekanisme ekpor impor antara Ukraina dan Rusia baik pangan maupun energi memberikan dampak yang ekstrem pada dunia dan indonesia.
"Tingginya harga pangan dunia akibat perang dikhawatirkan berakibat adanya kelaparan bagi penduduk dunia dan tentunya mengancam stabilitas baik nasional maupun internasional," demikian kata Arman kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (5/7).
Meski demikian, Arman mengingatkan Jokowi harus lebih fokus mengatasi masalah harga aneka pangan di Indonesia yang mulai meroket. Misalnya cabai, minyak goreng, terigu dan mungkin bahan pangan yang lain.
"Jangan sampai presiden mampu menstabilkan pangan dunia namun kebobolan di dalam negeri," demikian peringatan Arman.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: