Hal tersebut diungkapkan Wakil Direktur Binmas Polda Banten AKBP Zaenudin dalam webinar Himpunan Mahasiswa Pascasarjana Indonesia Korwil Banten bertema "Nasionalisme dan Mahasiswa di Era Distrupsi: Peluang dan Tantangan di Tahun 2022", Sabtu (18/12).
"Masalah yang kita hadapi adalah masalah intoleransi, bahkan sudah mendekati pada masalah terorisme," ujar Zainudin.
Dikatakan Zainudin, perkembangan belakangan semakin banyak kalangan mahasiswa yang dipakai sebagai pion-pion agitasi intoleransi oleh kelompok tertentu.
"Jadi mahasiswa-mahasiswa saat ini, mungkin dari zaman dulu ya, banyak yang menjadi sasaran prioritas kelompok tertentu sebagai alat (agitasi) intoleransi dan juga pion-pion terorisme," terangnya.
"Kedok-kedok ini seolah-olah indah sekali, chasingnya itu bahwa seolah-olah mereka terpelajar orang yang setia pada negara, orang yang nampaknya mengedepankan agamanya, sebagai simbol ideologinya," terangnya.
Padahal, lanjutnya, jika dicermati kelompk tersebut selalu menyarakan ujaran kebencian dan narasi menolak eksistensi pemerintah yang sah.
"Mereka selalu mengedepankan seolah-olah negara, negara dan negara, padahal mereka sama sekali tidak punya jiwa nasionalisme," pungkasnya.
Hadir dalam pembukaan webinar Presidium Nasional KAHMI Viva Yoga Mauladi dan Ketua Komite I DPD RI Fachrul Razi.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: