Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

18 Oktober 1867: Alaska Diakuisisi AS, Langkah yang Dianggap Bodoh tapi Berujung pada Keberuntungan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Senin, 18 Oktober 2021, 05:38 WIB
18 Oktober 1867: Alaska Diakuisisi AS, Langkah yang Dianggap Bodoh tapi Berujung pada Keberuntungan
Eduard de Stoeckl, diplomat top Rusia yang telah merundingkan akuisisi Alaska/Net
rmol news logo Wilayah ini begitu tidak populer. Letaknya yang terpencil dan sepi, membuat Rusia yang saat itu menguasai Amerika Utara, ingin melepaskannya dan menjualnya kepada pemerintah Amerika Serikat. Namun, siapa menduga bahwa wilayah 'yang dianggap tidak mungkin dipertahankan itu' justru menjadi ladang emas dan sumber alam besar bagi Amerika.
Wilayah itu adalah Alaska, berasal dari kata Aleut alyeska, yang berarti "tanah besar'. Alaska tidak tersambung dengan wilayah AS Daratan sehingga ia merupakan sebuah eksklave.

Rusia sendiri telah hadir di Amerika Utara selama paruh pertama abad ke-18. Namun, hanya sedikit orang Rusia yang pernah menetap di Alaska.

Tsar Rusia Alexander II mulai menjajaki kemungkinan menjual wilayah Alaska, yang menurutnya terpencil dan akan sulit dipertahankan. Ia ingin menjualnya ke AS daripada mengambil risiko kehilangan dalam pertempuran dengan saingannya seperti Inggris Raya.

Menurut catatan History, Besarnya biaya dan sulitnya logistik untuk pasokan ke Alaska, yang menjadi kewajiban Rusia, menambah tekanan ekonomi Rusia yang sedang berjuang dengan utang yang menumpuk akibat selama Perang Krimea yang menghancurkan pada 1853-1856.

Rusia awalnya menawarkan untuk menjual Alaska ke Amerika Serikat pada beberapa kesempatan. Namun, penjualan tersebut tertunda karena AS berada di ambang Perang Saudara.

Setahun setelah perang, tepatnya Desember 1866, Kaisar Alexander II  menginstruksikan Baron Eduard de Stoeckl, diplomat top Rusia, untuk membuka negosiasi penjualan Alaska.

Nama Stoeckl semakin menjulang saat ia berhasil dalam proses akuisisi itu. Stoeckl adalah politikus terkenal yang membawa reformasi besar-besaran ke Rusia. Ia telah membebaskan para budak lima tahun sebelum perbudakan dilarang di Amerika Serikat.

Stockl melakukan pendekatan pada William Henry Seward, Menteri Luar Negari AS di bawah pemerintahan Presiden Andrew Johnson. Seward, kebetulan adalah seorang pendukung ekspansionisme AS, dan telah lama menginginkan Alaska.

Kedua negarawan itu memulai diskusi pribadi pada 11 Maret 1866. Stoeckl mencoba menawarkan Alaska sampai akhirnya Seward menyatakan minatnya.

Pada tanggal 29 Maret 1867, Stoeckl dan Seward menyelesaikan rancangan perjanjian yang menyerahkan Alaska ke Amerika Serikat. Perjanjian itu ditandatangani lebih awal pada hari berikutnya dengan harga 7,2 juta dolar AS.

Senat meloloskan perjanjian itu beberapa hari kemudian, tetapi DPR menunda pendanaan selama lebih dari setahun, karena debat publik berkecamuk atas harga pembelian dan keabsahan keputusan Seward.

Kemudian, Presiden Andrew Johnson menandatangani perjanjian itu pada 28 Mei, dan pada 18 Oktober 1867  Alaska secara resmi menjadi milik AS.

Publik Amerika percaya bahwa Alaska adalah wilayah dengan tanah tandus dan tidak berharga. Mereka memyebut akuisisi itu sebagai 'kebodohan Seward' dan 'kebodohan Andrew Johnson'. Namun, beberapa mendukung keputusan tersebut sebagai langkah menuju pencaplokan Kanada.

Akuisisi Alaska mengakhiri kehadiran Rusia di Amerika Utara dan memastikan akses AS ke tepi utara Pasifik. Ini juga berarti Upaya Rusia untuk memperluas perdagangan dan pemukiman ke pantai Pasifik Amerika Utara harus berakhir.

Akuisisi itu sekaligus menjadi langkah penting dalam kebangkitan Amerika Serikat sebagai kekuatan besar di kawasan Asia-Pasifik.

Namun, selama tiga dekade setelah pembeliannya, Amerika Serikat hanya memberi sedikit perhatian pada Alaska. Alaska tetap di bawah kendali Angkatan Darat AS sampai Juni 1877, setelah itu diatur secara singkat oleh Departemen Keuangan dan kemudian oleh berbagai otoritas militer.

Sebagian besar orang Rusia yang telah menduduki wilayah tersebut telah kembali ke Rusia setelah proses akuisisi. Mereka yang ingin tetap tinggal diberi pilihan untuk mengajukan kewarganegaraan AS dalam waktu tiga tahun, tetapi sebagian besar akhirnya pergi.

Sebuah pemerintahan sipil dilantik pada Mei 1884 setelah wilayah tersebut menjadi sebuah distrik.

Setelah beberapa puluh tahun kemudian, 'nilai berharga Alaska' terlihat. Julukan 'kebodohan Seward' pun kemudian berakhir, ketika deposit emas besar ditemukan di anak sungai Klondike pada 1896.

Dari sinilah kemudian lahir demam emas, dan Alaska menjadi pintu gerbang ke ladang emas Klondike.

Kepentingan strategis Alaska akhirnya diakui dalam Perang Dunia II. Alaska pun resmi menjadi negara bagian pada 3 Januari 1959.

Alaska kemudian dikenal dengan sumber alamnya yang besar. Saat ini, 25 persen minyak Amerika dan lebih dari 50 persen makanan lautnya berasal dari Alaska. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA