Dalam keputusan yang diumumkan pada Rabu (9/6) malam tersebut, emirat terpadat kedua di Uni Emirat Arab itu akan membatasi akses ke pusat perbelanjaan, restoran, kafe, dan tempat umum lainnya, bagi mereka yang telah divaksinasi Covid-19 atau baru-baru ini dites negatif.
"Pembatasan juga akan berlaku untuk pusat kebugaran, hotel dan fasilitasnya, taman umum, pantai, kolam renang, pusat hiburan, bioskop, dan museum," kata kantor media Abu Dhabi, seperti dilaporkan
Al-Arabiya, Kamis (10/6).
Pengunjung harus membuktikan bahwa mereka telah divaksinasi atau baru-baru ini dites negatif melalui aplikasi Covid-19 yang menampilkan riwayat vaksinasi dan pengujian individu.
Aplikasi seluler akan menunjukkan warna hijau jika orang tersebut telah divaksinasi atau dinyatakan negatif.
Orang yang belum divaksinasi perlu diuji setiap tiga hari untuk mempertahankan status hijau mereka. Orang yang divaksinasi lengkap akan melakukannya setiap 30 hari.
Peraturan tersebut akan mulai diberlakukan pada 15 Juni mendatang.
Aturan baru itu dikeluarkan ketika UEA mengalami peningkatan kasus harian selama tiga minggu terakhir. Pada Rabu (9/6) mereka mencatat 2.179 infeksi baru, naik dari 1.229 pada 17 Mei.
UEA sebelumnya juga telah mengumumkan pada bulan lalu bahwa mulai 6 Juni, kehadiran di acara langsung dan kegiatan sosial, termasuk pernikahan dan bar, akan dibatasi untuk mereka yang dapat membuktikan bahwa mereka telah divaksinasi .
UEA memiliki salah satu tingkat inokulasi tertinggi di dunia dengan sejumlah vaksin, termasuk AstraZeneca, Pfizer/BioNTech, Sinopharm, dan Sputnik V yang tersedia untuk warga dan penduduk.
Di Abu Dhabi, mereka yang diimunisasi dengan suntikan Sinopharm buatan China juga dapat menggunakan dosis Pfizer/BioNTech sebagai booster.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: