Di banyak lembaga survei, politisi PDIP itu selalu masuk tiga besar bersama Ketua Umum Partai Gerindra, Parabowo Subianto, dan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Tingkat keterpilihan Ganjar pun tertinggi di internal PDIP, jauh melampaui Puan Maharani dan Tri Rismaharani.
Kini, nasib Ganjar ada di tangan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, yang diberi mandat kongres sebagai penentu tunggal capres dan cawapres yang bakal diusung pada Pilpres 2024.
Megawati pasti mempertimbangkan masak-masak siapa capres yang akan disusung.
Apakah Puan, kader utama PDIP yang sudah banyak pengalaman di partai dan pemerintahan. Atau kader partai yang memiliki elektabilitas tinggi.
Ada yang menyebut, Megawati berupaya mendorong anaknya Puan, penerus trah Soekarno.
Namun, ada juga menilai, Megawati akan mendorong Ganjar, seperti halnya Joko Widodo, yang berpotensi besar memenangkan kompetisi pilpres karena memiliki elektibiltas tinggi.
Bukan pengendali di partai, Ganjar dipredisi bernasib sama dengan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga S. Uno.
Meski selalu masuk lima besar capres potensial, nasib Sandi ada di tangan Prabowo.
Sandi baru maju apabila Prabowo mundur. Apalagi, kader dan partai sudah memutuskan untuk kembali mengusung Prabowo pada Pilpres 2024.
Sandi adalah kiper cadangan.
Kalau dalam pertandingan sepakbola, pemain cadangan masih memiliki kesempatan untuk bertanding dalam setiap kompetisi, berbeda dengan kiper cadangan yang dalam setiap pertandingan belum tentu diturunkan mengganti kiper utama.
Kiper cadangan baru diturunkan jika kiper utama kena kartu merah atau cedera.
Dalam bahasa sederhananya peluang Sandi maju sebagai capres atau cawapres hanya terbuka jika Prabowo tidak maju.
BERITA TERKAIT: