Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) menyebut ada 581 warga sipil yang tewas sejak militer mengambil alih kekuasaan pada 1 Februari. Puluhan di antara mereka adalah anak-anak.
Dalam unjuk rasa di Kale pada Rabu (7/4), pasukan keamanan tidak segan melepaskan tembakan. Media setempat melaporkan lima orang tewas dan beberapa lainnya terluka.
Sementara dua korban tewas lainnya berada di Kota Bago yang terletak di dekat Yangon.
Dilaporkan
Reuters, pada hari yang sama, para pengunjuk rasa di Yangon juga melakukan aksi pengrusakan di sebuah pabrik garmen milik China.
Masih di Yangon, aktivis bahkan membakar bendera China.
Dianggap mendukung junta militer, banyak properti milik pengusaha China menjadi sasaran pengunjuk rasa. Totalnya ada 32 pabrik yang diivestasikan oleh China di Yangon yang menjadi target pengrusakan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: