Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Sampaikan Duka Atas Bencana Alam Di NTT, MUI Siapkan Langkah-langkah Bantuan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Rabu, 07 April 2021, 15:23 WIB
Sampaikan Duka Atas Bencana Alam Di NTT, MUI Siapkan Langkah-langkah Bantuan
Kondisi di Lembata (NTT) saat dilanda banjir bandang/Net
rmol news logo Bencana alam yang melanda Nusa Tenggara Timur menjadi duka bagi seluruh bangsa Indonesia. Inilah saatnya bagi seluruh bangsa menunjukkan solidaritas untuk saling membantu mereka yang tengah kesulitan.

Rasa prihatin atas bencana alam dahsyat yang melanda wilayah timur Indonesia itu juga disampaikan Majelis Ulama Indonesia (MUI).

"Majelis Ulama Indonesia menyampaikan duka yang mendalam atas banyaknya korban jiwa dalam bencana alam di NTT. Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun, sesungguhnya kita semua milik Allah SWT dan kepada-Nya kita akan kembali," demikian pernyataan resmi MUI yang diterima Redaksi, Rabu (7/4).

"Bencana ini semua merupakan musibah, ujian (bala’) atau cobaan (fitnah). Bagi masyarakat NTT yang terkena bencana, diharapkan untuk bersabar, ridha, dan berserah diri kepada Allah semata seraya berdoa memohon kekuatan dalam menghadapinya," tambah pernyataan yang ditandatangi Ketua Umum MUI, KH Miftachul Akhyar itu.

Selain itu, bencana merupakan peringatan untuk kita semua agar senantiasa mawas diri, berserah diri, dan memperbaiki diri. Bisa jadi, bencana alam muncul karena ada faktor perilaku manusia.

Di antaranya, pudar dan menurunnya etika dalam memperlakukan alam seperti penebangan hutan secara liar dan semana-mena. Hutan menjadi gundul dan tanaman berkurang secara signifikan.

Akibatnya, suhu, iklim dan kecepatan angin menjadi ekstrem yang disebabkan karena rusaknya ekosistem dalam skala kecil maupun skala yang luas.

Terkait bencana terjadi dalam suasana pandemi Covid-19, MUI pun mengajak masyarakat maupun korban bencana NTT agar tetap mematuhi protokol kesehatan. Yaitu dengan tetap menjaga jarak, menghindari kerumunan, sering mencuci tangan, dan tetap menggunakan masker.

Kepatuhan menerapkan protokol kesehatan dimulai dari aparatur dan tokoh masyarakat, petugas medis dan para relawan serta masyarakat di daerah bencana. Dengan demikian, maka akan terhindar dari efek kerugian yang lebih besar.

Untuk itu, MUI mengimbau kepada masyarakat luas, khususnya umat Islam dan para aghniya (dermawan) agar dapat mengulurkan tangan guna meringankan beban masyarakat yang terdampak bencana.

MUI melalui Lembaga Penanggulangan Bencana MUI akan turut serta dalam menangani penanggulangan bencana di NTT dengan melakukan sejumlah langkah.

Pertama, melakukan koordinasi dan berkolaborasi dengan berbagai lembaga dan badan yang menangani penanggulangan bencana, khususnya yang berbasis pada Ormas Islam maupun berbasis pada masyarakat.

Kedua, akan berkoordinasi dengan MUI Provinsi dan MUI Kabupaten/Kota yang berada di daerah bencana. Ketiga, MUI akan menyalurkan bantuan berupa sejumlah uang dari donasi masyarakat, kurma, dan obat-obatan.

Keempat, membuka rekening donasi bagi masyarakat yang ingin menyalurkan bantuan melalui MUI ke rekening BNI Syariah Nomor 0997987987 an Tim Penanggulangan Bencana MUI.

Selanjutnya konfirmasi via SMS/WA ke Akhmad Baidun (+6289665721369), Hj Trisna Nungsih Yuliati (+6281283808068), dan Ferawati (+6281219584043).

"Semoga Allah SWT memberikan kesabaran dan ketabahan bagi korban bencana alam di NTT. Ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm. Sirāṭallażīna an'amta 'alaihim. Laa ilaha ilaa anta subhaanaka innii kuntu minazh-zhaalimiin(a)," tutup pernyataan MUI.

Bencana alam berupa banjir dan tanah longsor terjadi di sejumlah wilayah di Provinsi Nusa Tenggara Timur sebagai dampak cuaca ekstrem yang ditandai munculnya Siklon Tropis Seroja pada Minggu (4/4).

Dampak dari siklon tropis ini terasa di 9 wilayah administrasi kabupaten dan kota. Yaitu Kota Kupang, Kabupaten Flores Timur, Malaka, Lembata, Ngada, Sumba Barat, Sumba Timur, Rote Ndao, dan Alor.

Akibat bencana sedikitnya 1.962 unit rumah mengalami kerusakan. Rinciannya 119 unit rumah rusak berat (RB), 118 unit rumah rusak sedang (RS), dan 34 unit rumah rusak ringan (RR). Begitu pula dengan fasilitas umum (fasum) 14 unit RB, 1 RR, dan 84 unit lain terdampak.

Menurut data BNPB per 6 April 2021, bencana alam di NTT telah menelan korban 128 warga meninggal dunia dan korban hilang sebanyak 72 orang. Sebanyak 2.019 kepala keluarga (KK) atau 8.424 warga mengungsi serta 1.083 KK atau 2.683 warga lainnya terdampak. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA