Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Mengenang Pertempuran Cuito Cuanavale, Titik Balik Perjuangan Melawan Apartheid Di Afrika Selatan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Rabu, 24 Maret 2021, 09:44 WIB
Mengenang Pertempuran Cuito Cuanavale, Titik Balik Perjuangan Melawan Apartheid Di Afrika Selatan
Pertempuran Cuito Cuanavale/Twitter @DiazCanelB
rmol news logo Presiden Kuba, Miguel Diaz-Canel Bermudez mengenang salah satu pertempuran paling bersejarah di dunia, yang ditujukan untuk membasmi apartheid di Afrika Selatan.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Tepat 33 tahun yang lalu, sebuah partempuran paling besar di Afrika sejak Perang Dunia II terjadi, disebut sebagai Pertempuran Cuito Cuanavale.

"Pada 23/03/1988, para rasis Afrika Selatan dihentikan secara pasti oleh orang Kuba dan Angola di Cuito Cuanavale, pertempuran bersejarah, yang menurut (Nelson) Mandela menandai titik balik dalam perjuangan untuk meyingkirkan momok apartheid dari benua," cuit Bermundez.

Pertempuran Cuito Cuanavale di Angola terjadi dari 14 Agustus 1987 hingga 23 Maret 1988, antara empat pasukan militer. Pertempuran itu memiliki konsekuensi yang sangat besar bagi Angola, Namibia, dan Afrika Selatan.

Pertempuran terjadi antara tentara Angola (Angkatan Bersenjata Rakyat untuk Pembebasan Angola atau FAPLA) yang didukung oleh pasukan Kuba, melawan gerakan pemberontakan Angola (Uni Nasional untuk Kemerdekaan Penuh Angola atau UNITA) yang didukung Afrika Selatan dengan rezim apartheid.

Ada beberapa versi kemenangan dari pertempuran tersebut. Namun diketahui kedua sisi mengalami kebuntuan militer.

Kendati begitu, jalan buntu tersebut mendorong perundingan perdamaian, Perjanjian Tripartit antara Angola, Kuba, dan Afrika Selatan yang ditandatangani pada 22 Desember 1988.

Perjanjian itu membuat Namibia merdeka, penarikan pasukan Afrika Selatan dan Kuba dari Angola, dan akhirnya bubarnya rezim apartheid.

Ketika berkunjung ke Kuba pada 26 Juli 1991, Mandela menyampaikan terima kasih kepada Fidel Castro yang telah mendukung perjuangan pembebasan di Afrika Selatan.

"Kekalahan yang menentukan dari pasukan rasis di Cuito Cuanavale adalah kemenangan bagi seluruh Afrika. Kemenangan di Cuito Cuanavale ini lah yang memungkinkan Angola menikmati perdamaian dan membangun kedaulatannya sendiri. Kekalahan tentara rasis memungkinkan bagi rakyat Namibia untuk mencapai kemerdekaan mereka. Kekalahan yang menentukan dari pasukan apartheid yang agresif menghancurkan mitos tentang tak terkalahkan penindas kulit putih," ujarnya ketika itu. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA