Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Belajar Filsafat Dari Ceko

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/jaya-suprana-5'>JAYA SUPRANA</a>
OLEH: JAYA SUPRANA
  • Jumat, 02 Oktober 2020, 08:51 WIB
Belajar Filsafat Dari Ceko
Ibu Ayla dan Ceko/Fotografer: Osmar Susilo Semesta
ANTHONY McGowan Ph.D bermukim di utara London sempat menulis buku How To Teach Philosophy To Your Dog alias Bagaimana Mengajar Filsafat Kepada Anjing secara sangat kreatif dan jenaka maka sangat menarik untuk dibaca dan dihayati.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Namun judul buku bagus tersebut sebenarnya menyesatkan. Pada hakikatnya judul Bagaimana Belajar Filsafat dari Seekor Anjing lebih tepat akibat pada kenyataan para anjing lebih tahu filsafat kehidupan ketimbang para manusia.

Misalnya anjing Ibu Ayla yang bernama Ceko.

Anjing Jalanan

Meski secara de facto Ceko tidak juga mengakui saya sebagai pemiliknya, namun saya harus mengakui bahwa saya banyak belajar dari Ceko mengenai makna kehidupan.

Ceko sebagai anjing jalanan yang ditebus oleh Ibu Ayla dari para pekerja bangunan yang sedang sibuk membangun rumah manusia dengan uang sebesar Rp 300.000.

Tidak jelas mengenai kenapa di antara sekian banyak anjing jalanan lalu hanya Ceko yang terpilih untuk ditebus oleh Ibu Ayla.

Mungkin akibat Ceko berwarna hitam, maka Ibu Ayla kuatir Ceko akan disembelih lalu dimakan oleh para penggemar makan anjing yang konon paling gemar anjing berwarna hitam.

Saya tidak tahu mengenai kebenaran anjing hitam paling lezat dimakan sebab saya belum dan tidak akan pernah makan anjing.

Meski terus terang saya tidak konsisten dalam soal tidak makan daging satwa, sebab saya gemar makan ayam, bebek, kambing, sapi, dan babi terlepas hitam atau tidak hitam. Maka saya belajar mawas diri dari Ceko tentang inkonsistensi bahkan kemunafikan sifat manusia terutama diri saya sendiri.

Sertifikat


Kenyataan bahwa Ceko sebagai anjing jalanan yang sama sekali tidak punya sertifikat stamboom ditebus dengan uang Rp 300.000 sementara harga pasaran  anjing bersertifikat genealogis senantiasa tidak ada yang di bawah jutaan rupiah, namun ternyata setia harga mati kepada Ibu Ayla yang menebus Ceko, menyadarkan saya bahwa pada hakikatnya paham diskriminasi ras dan status sosial berdasar bersertifikat adalah kekeliruan terparah dalam peradaban umat manusia.

Seharusnya bukan hanya saya, namun Hitler dan Trump perlu belajar dari Ceko.

Kasih Sayang


Sebenarnya masih banyak filsafat kehidupan bisa saya belajar dari Ceko, namun akibat ruang naskah yang sedang anda baca ini sangat terbatas, maka saya membatasi pada suatu unsur kehidupan yang menurut saya paling utama bagi umat manusia yaitu kasih-sayang.

Secara nyata tanpa slogan politik omong kosong apa pun, terbukti bahwa kasih-sayang adalah harga mati mau pun hidup bagi Ceko.

Menyaksikan betapa tulus Ceko mengungkapkan rasa terima kasih kepada penebus tigaratus ribu rupiah serta penyelamat hidup Ceko dari ancaman dimakan manusia saya bisa belajar tentang makna kasih-sayang secara tulus ikhlas rela tanpa pamrih jabatan, kekuasaan apalagi harta-benda.

Menyaksikan betapa Ceko selalu menyambut saya dengan wajah penuh curiga dan tanpa goyangan ekor sedikit pun, namun di sisi lain senantiasa menyambut Ibu Ayla dengan mimik wajah gembira dan goyangan ekor penuh enerji kebahagiaan membuat sanubari saya terharu menyaksikan suatu pewujudan kasih-sayang secara tulus-ikhlas tanpa pamrih apa pun bahkan termasuk pamrih untuk disebut sebagai anjing baik.

Dari Ceko saya belajar bahwa kasih-sayang menjadi sejati dan murni apabila dipersembahkan secara tulus, ikhlas tanpa pamrih apa pun kecuali pamrih mempersembahkan kebahagiaan bagi Ibu Ayla.

Seharusnya saya merasa iri terhadap baik Ceko mau pun Ibu Ayla namun akibat ketulusan kasih-sayang yang diberikan Ceko kepada Ibu Ayla mau pun yang diberikan Ibu Ayla kepada Ceko maka rasa iri dan segenap bentuk perasaan buruk termusnahkan dengan sendirinya oleh ketulusan kasih sayang.

Kesetiaan

 
Dari Ceko saya belajar merasa makin yakin bahwa puncak makna Mahabharata justru terletak pada bagian akhir di mana Yudistira menolak masuk Swargaloka apabila anjing yang setia mengikuti dirinya mulai dari istana Hastinapura sampai ke pintu gerbang Swargaloka tidak diijinkan para dewata ikut masuk ke Swargaloka.

Dari Ceko, saya dan semoga juga para penguasa yang telah terbukti menjadi berkuasa akibat dipilih oleh rakyat bisa belajar tentang kemurnian dan keluhuran makna kesetiaan sebagai ungkapan kasih-sayang dalam makna yang sebenarnya benar-benar benar. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA