Tapi nada-nadanya kali ini bisa mengejar rekor itu.
Demo
Sabtu-Minggu kemarin masih seru. Yang demo masih di atas 100 ribu.
Masih juga bentrok. Masih banyak gas air mata. Semprot merica. Dan
granat foam.
Polisi kalah isu. Gas air matanya sempat mengarah ke rumah yang isinya orang tua. Jadi berita besar.
Polisi
juga telat datang. Saat pendemo diserang preman. Kesannya polisi
melakukan kolusi dengan preman. Itu menjadi isu besar lagi. Jadi topik
di media sosial. Juga jadi bahan olok-olok. Sampai mobil polisi
disemprot cat. Membentuk kalimat-kalimat ejekan. Bahwa polisi
menggunakan preman untuk melawan pendemo.
Kejadian minggu lalu itu menjadi topik tambahan. Untuk demo Sabtu-Minggu kemarin.
Sudah
begitu banyak yang ditahan. Tapi keberanian anak-anak muda Hongkong itu
tidak surut. Demo Sabtu-Minggu kemarin itu misalnya: tidak mendapat
ijin. Sangat jarang demo tidak diijinkan di Hongkong. Tetap saja demonya
sangat besar.
Polisi sempat sangat khawatir. Hari itu demo akan
berdarah-darah lagi. Apalagi lokasi demo yang dimintakan ijin itu di
Yuan Long. Di dekat kampung para preman penyerang itu.
Kejadian penyerangan itu tak disangka.
Demo
Minggu lalu itu sebenarnya sudah selesai. Sudah hampir jam 11 malam.
Mayoritas pendemo sudah pulang. Tinggal beberapa ratus terakhir yang
masih menuju stasiun MRT. Kereta bawah tanah.
Tiba-tiba sekitar
100 orang berlari ke arah stasiun. Membawa alat-alat pemukul. Menyerang
mereka yang menuju stasiun. Termasuk calon penumpang biasa. Seorang ibu
hamil pun kena serangan.
Polisi baru tiba di lokasi sangat telat.
Para preman itu sudah menyebar pergi. Menurut catatan waktu, polisi
baru tiba 40 menit setelah laporan masuk.
Sebenarnya, kata polisi, petugas sudah tiba lebih awal. Tapi hanya dua orang. Harus menjaga keselamatan diri mereka lebih dulu.
Baik soal 40 menit itu, maupun dua orang yang harus menjaga diri itu, jadi olok-olok media sosial yang luar biasa.
Mereka tidak peduli yang sudah dilakukan petugas.
Polisi
sebenarnya sudah berbuat. Dua hari setelah penyerangan itu enam orang
preman ditangkap. Termasuk tokoh-tokohnya. Tapi tetap saja polisi jadi
bulan-bulanan.
Kesannya: demo ini melawan polisi.
Sejak
kejadian itu banyak muncul donatur baju, kaus dan
tank
top. Mereka menyumbangkan pakaian di dekat stasiun. Disertai
anjuran: sebelum pulang gantilah baju.
Alasannya: ini musim panas. Para pendemo pasti basah kuyub oleh keringat.
Alasan
sebenarnya:
dress code pendemo itu hitam. Mudah
dikenali. Ketika sudah sendirian di jalan pulang bisa bahaya. Bisa
diserang preman. Yang saat menyerang dulu pakai
dress
code putih.
Maka di stasiun itu banyak kaus hitam yang
ditinggal begitu saja. Teronggok di pojok stasiun. Mereka ganti baju
yang disediakan simpatisan.
Polisi tidak akan ambil risiko lagi.
Khususnya menghadapi demo Sabtu-Minggu nanti. Renacanya akan dipakai
alat baru: mobil pengurai masa. Merknya Mercy. Harganya Rp 30 miliar.
Fungsinya: menyemprotkan air. Dengan kekuatan 140 kg untuk jarak 10 meter. Atau 125 kg untuk jarak 50 meter.
Air itu bisa diberi warna. Yang tidak mudah dihapus. Untuk mengumpulkan barang bukti. Yang disemprot itu adalah yang beringas.
Intinya: polisi tidak mau lagi berhadapan langsung dengan pendemo. Seperti hampir dua bulan terakhir ini.
Mobil
semprot itu sendiri sudah dibeli lama. Sejak habis demo 78 hari dulu.
Tapi pengadaannya perlu tender. Penggunaannya juga perlu latihan khusus.
Selama
dua bulan ini pendemo selalu menemukan cara baru. Mencabut pagar untuk
barikade. Menggunakan payung untuk pelindung. Dan pemukul. Mencungkil
paving untuk dilempar. Membawa pointer untuk melaser. Semprotan cat
untuk corat-coret.
Dan inilah senjata baru mereka: kertas kecil
warna-warni. Yang biasa untuk meninggalkan pesan itu. Yang biasa
ditempel di layar komputer itu.
Kali ini mereka menempelkannya di
mana-mana. Ribuan jumlahnya. Bahkan dinding buatan yang isinya air itu
jadi 'Dinding Lenon'. Padahal aslinya itu untuk barikade. Agar pendemo
tidak bisa masuk kantor polisi.
Istilah 'Dinding Lenon' berawal
dari zaman meninggalnya John Lenon. Untuk mengucapkan duka. Juga kata
kenangan. Bagi musikus dunia dari Inggris itu.
Tapi 'Dinding
Lenon' di Hongkong isinya maki-maki. Juga di mana-mana. Termasuk di
dinding-dinding terowongan
underpass.
Saya lagi menunggu. Cara apa lagi yang akan mereka pakai. Untuk menghindari mobil semprot baru itu.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: