Sangkan Paraning Dumadi

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/jaya-suprana-5'>JAYA SUPRANA</a>
OLEH: JAYA SUPRANA
  • Sabtu, 20 April 2019, 06:41 WIB
Sangkan Paraning Dumadi
Jaya Suprana/Net
PUJANGGA Jawa, Yosodipuro menggubah sebuah kakawin ”Serat Dewa Ruci” yang disampaikan dalam bentuk macapat selaras rumusan tembang dalam bahasa Kawi, Sansekerta dan Jawa Kuna.

PERJALANAN BATIN

Kisah Dewa Ruci secara multidimensional terbuka untuk ditafsirkan ke berbagai arah, sudut, penjuru dan tujuan. Satu di antara sekian banyak tafsir adalah kisah Bima mencari tirta pawitra di dalam kisah Dewa Ruci  melambangkan bagaimana manusia harus menjalani perjalanan batin guna menemukan identitas dirinya atau pencarian sangkan paraning dumadi (asal muasal dan tujuan hidup) dalam rangka menuju manunggaling kawula Gusti. Dalam kisah ini termuat amanat ajaran konsepsi manusia, konsepsi Tuhan, dan amanat bagaimana manusia kembali menuju Tuhannya.

Konsepsi manusia berasal dari Tuhan dan akan kembali kepada-Nya. Konsepsi Tuhan disebutkan sebagai Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Hidup dan Yang Menghidupkan, Mahatahu dan Mahabesar yang tidak dapat dilukiskan dengan sekedar kata-kata. Jalan menuju Tuhan yang ditempuh oleh Bima dalam menuju manusia sempurna disebutkan melalui empat tahap  yang di dalam kebudayaan Jawa disebut sebagai sembah raga, sembah cipta, sembah jiwa, dan sembah rasa.

JAGAD GEDE, JAGAD CILIK

Saya pribadi mengagumi kesadaran atas makrokosmos dan mikrokosmos yang tersirat dan tersurat di dalam kisah pertemuan antara Bima yang besar dengan Dewa Ruci yang kecil sebagai kemanunggalan makrokosmos = jagad gede dengan mikrokosmos = jagad cilik di alam semesta ini. Penafsiran makrokosmos dan mikrokosmos dala, lakon Dewa Ruci seiring sejalan arah tujuan dengan pemikiran para pemikir Neoplatonisme yang dipelopori Plotinus (204-70 SM).

Neoplatonisme merupakan rangkaian terakhir dari fase Helenisme Romawi, yaitu suatu fase pengulangan ajaran Yunani terdahulu , jadi aliran ini masih berkisar pada filsafat Yunani, yang teramu dalam mistik tasawuf dan berbagai aliran lain yang mendukung.   

Di dalam pemikiran neoplatonisme terdapat unsur-unsur pemikiran Platon, Phytagoras, Aristoteles, Stoa, dan mistik tasawuf, sebagai pertemuan antara unsur-unsur kemanusiaan, keagamaan , ilmu pengetahuan, mistik, metafisika. Pemikiran neoplatonisme dari Yunani dan kisah Dewa Ruci dari Jawa searah dalam beranggapan bahwa pada hakikatnya jagad gede dan jagad cilik merupakan suatu kesatuan alam semesta di mana segenap unsur di dalamnya memiliki peran masing masing secara saling setara penting tanpa ada yang inferior atau superior ketimbang yang  lain-lainnya. rmol news logo article

(Penulis adalah pembelajar pemikiran Yunani dan Jawa).


< SEBELUMNYA

Hikmah Heboh Fufufafa

BERIKUTNYA >

Dirgahayu Indonesia

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA