Pola migrasi mereka membawa keluarga menyeÂberang ke daratan Amerika, selanjutnya menyebar ke beberapa wilayah Amerika, terutama AS. Sebagian di antara mereka setibanya di AS erpindah agama tetapi sebagian besarnya masih tetap mempertahankan agama Islam walaupun dalam peraktek dan penÂdalamannya tidak seperti di negeri asalnya. Mereka tidak lagi intensif mengikuti seremoni keagamaan dan mendapatkan pencerahan dari ulama atau guru-guru spiritual di negerinya. Umumnya mereka dari kelas menengah-bawah yang tidak memiliki pemahaman agama yang mendalam. Meskipun demikiÂan, ada inisiatif mereka untuk mendatangkan tokoh-tokoh muslim dari negerinya secara bergantian untuk memberikan pembinaan terhadap generasi mudanya yang lahir di perantauan AS.
Masyarakat Afrika muslim yang kemuÂdian menjadi cikal bakal American black muslims, warga muslim paling awal dan suÂdah merasa menjadi bagian yang tak terpisahkan dengan AS. Mereka merasa ikut mendirikan AS dan memang betul-betul mencintai AS. Disusul kemudian etnik coklat seperti turunan Arab, PalesÂtin, Yaman, Iran, Pakistan, India, Banglades, dan belakangan ras putih seperti China, terutama dari propinsi Xinjian, Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaisia, Pilipina, dan negara.
Pola migrasi mereka selain mengharapkan keÂmerdekaan dari perbudakan, mereka juga ingin mendapatkan pembebasan dari negerinya yang bergejolak. Mereka mencari tempat yang aman berÂsama keluarganya dari berbagai konflik internal di negerinya. Sebagian mereka masuk eke AS sebaÂgai refuge, yaitu mereka meminta suaka dan perÂleindungan di AS karena jiwanya dan keluarganya terancam di negerinya. Pelarian kelompok bertikai di Iran, Palestina, dan China paling awal mengguÂnakan pola refuge untuk bertempat tinggal di AS.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.