Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Warisan Mahakarya Spiritual Huineng

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/jaya-suprana-5'>JAYA SUPRANA</a>
OLEH: JAYA SUPRANA
  • Rabu, 23 Januari 2019, 06:50 WIB
Warisan Mahakarya Spiritual Huineng
Huineng/Net
SAYA bukan anggota Star Wars Fans Club, namun saya tertarik pada satu di antara para tokoh Star Wars bukan Darth Vader atau Luke Skywalker tetapi sang master Yedi  yang imut-imut dan arif bijaksana bernama Yoda.

Pada satu adegan episode V Star Wars “The Empire Strikes Back”, Yoda bersabda kepada muridnya Luke Skywalker yang peragu “ Lakukan atau jangan ! Tidak ada “coba” !”.

Sabda Yoda itu merupakan suatu ungkapan berasal dari ajaran yang tersirat di dalam Panggung Sutra sebagai warisan makahakarya spiritual Huineng.

Chan

Huineng yang hidup pada masa tahun 638 sampai dengan 713  merupakan tokoh istimewa dalam sejarah filsafat China sebagai "Patriarka Keenam" Chan atau tradisi meditasi yang lebih dikenal di Jepang sebagai "Zen".

Fokus dari kumpulan besar pengetahuan yang berkembang selama berabad-abad, kehidupan Huineng mencerminkan keberuntungan Chan itu sendiri - sebuah versi Buddhisme Cina yang  terkemuka di seluruh Asia Timur.

Tradisi menyatakan bahwa Huineng semula adalah seorang pemuda "barbar"  yang karena wawasan intuitif bawaannya, melampaui biksu yang lebih arif untuk mendapatkan dharma  yang menegaskan transmisi otoritatif pencerahan Buddha, dan dengan demikian mendapatkan tempat yang abadi dalam sejarah.

Huineng sangat erat terkait dengan Panggung Sutra  dari Patriaka Keenam , sebagai pemikiran yang sangat berpengaruh dalam Buddhisme Cina.

Diduga bahwa Panggung Sutra merupakan khotbah yang keluar dari mulut Huineng sendiri, teks ini memberikan laporan tangan pertama tentang kehidupan sang Guru.

Pembahasannya yang nyleneh simpang siur namun penuh wawasan tentang praktek Chan memaparkan keprihatinan utama dari kebijakan Chan.

Doctor Strange

Seringkali dijuluki “sekolah meditasi,” Chan berasal dari channa istilah Cina sebagai upaya alih bahasa dari istilah Sansekerta dhyana (meditasi, konsentrasi). Di Jepang, dikenal sebagai Zen ; di Korea, sebagai Anak ; dan di Vietnam, sebagai Thien.

Di India, dhyana mencakup berbagai macam teknik untuk melatih pikiran untuk mencapai wawasan mendalam tentang realitas yang diperlukan untuk kebangkitan spiritual.

Ketika  Buddhisme mulai masuk ke Cina pada abad pertama dan kedua Masehi, para misionaris membawa teknik meditasi ini bersama mereka.

Studi Dhyana terbukti populer di beberapa kalangan  karena kemiripannya dengan praktik meditasi Taoisme namun hanya satu di antara latihan lain-lainnya seperti mendalami sutra, ritual renungan dan kinerja karya amal.

Kemudian Chan menjadi gerakan sadar diri dengan landasan institusional yang kokoh.  Diskusi Huineng tentang tema pencerahan yang inheren, kebangkitan tiba-tiba, dan sifat baku dari kebijaksanaan (prajna ) dan meditasi (dhyana ) menggema melalui generasi guru-guru Chan pewaris mahakarya spiritual Huineng, dan lestari menantang pemikiran spiritual metafisika hingga masa kini semisal pada tokoh film serial Star Wars, Yoda sampai ke tokoh superhero komik Marvel, Doctor Strange. [***]

Penulis adalah pembelajar kebudayaan dunia

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA