Kamis, 29 November lalu, sebanyak 6 rumah warga amÂbruk dan hancur. Yaitu di RT09, Kelurahan Jawa, Kecamatan Sanga-Sanga, Kabupaten Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur. Kejadian ini bukan yang perÂtama. Pada 5 November 2013, kejadian serupa pernah terjadi.
Kejadiaan naas itu menimpa warga dikarenakan aktivitas perusahaan tambang yang tidak peduli keselamatan warga. Pada peristiwa terakhir itu, arus lalu lintas dari Kecamatan Sanga-Sanga menuju Kecamatan Muara Jawa pun putus total akibat longÂsor yang hebat.
Dinamisator Jaringan Advokasi Tambang Kalimantan Timur, Pradarma Rupang tak dapat menutupi kegundahanÂnya. Bukan hanya persoalan rumah ambruk dan jalanan terÂputus yang terjadi di Kalimantan Timur. Sebanyak 32 anak-anak kecil pun telah meninggal dunia akibat kecelakaan, tenggelam dan mati di lubang tambang di wilayah itu.
"Tapi aparat penegak hukum dan pemerintah terkesan tutup mulut dan tutup mata," kata dia.
Rupang menceritakan, kantor Sekretariat Jatam Kalimantan Timur pun sudah menjadi sasaran amukan para pemilik tambang. Diduga sejumlah perusaha tamÂbang menyewa sejumlah orang tak dikenal untuk meneror dan mengintimidasi para aktivis advokasi tambang.
Belum lama, 5 November 2018, sekitar jam 20.00 WITA, Sekretariat Jatam Kaltim yang beralamat di Jalan KH Wahid Hasyim II, Perum Kayu Manis, Blok C No.06, Kelurahan Sempaja, didatangi sekitar 30 orang tak dikenal. Mereka berteriak-teriak. Melempari kantor. Masuk ke dalam. Mencari-cari para aktivis. Karena tak ditemukan, mereka merusak sekretariat itu.
Menurut Rupang, pengrusaÂkan itu diduga kuat dilakukan oleh para suruhan perusahaan tambang. Karena para aktivis Jatam memang tak mau diam. Terus menyuarakan persoalan-persoalan tambang di wilayah itu. Agar segera mendapat tindaÂkan menyelamatkan masyarakat dan lingkungan.
Kejadian putusnya ruas jalan dari Kecamatan Sanga-Sanga menuju Muara Jawa, diperparah ambruk dan tenggelamnya rumah-rumah warga, tak terÂlepas dari eksploitasi tambang batubara yang dilakukan sebuah anak perusahaan tambang tak jauh dari sana.
"Dekat sekali aktivitas produksinya dengan pemukiman penduduk dan ruas jalan," ujar Rupang. ***
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.