Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

WAWANCARA

Budi Waseso: Masyarakat Tidak Usah Takut, Tidak Usah Khawatir, Stok Beras Kita Sangat Banyak

Jumat, 09 November 2018, 09:51 WIB
Budi Waseso: Masyarakat Tidak Usah Takut, Tidak Usah Khawatir, Stok Beras Kita Sangat Banyak
Budi Waseso/Net
rmol news logo Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso blusukan ke Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta Timur, kemarin. Buwas-sapaan akrab Budi Waseso, masuk pasar untuk memonitoring stabilisasi pasokan dan harga beras menyusul adanya kenaikan harga beras medium di beberapa daerah per pekan­nya, termasuk di PIBC. Apa saja hasil pantauan Buwas? Berikut penjelasan mantan Kabareskrim tersebut.

Persediaan beras di Bulog berapa jumlahnya?
Sampai saat ini stok beras yang ada di Bulog, jumlahnya men­capai 2,7 juta ton. Sebagaimana yang kerap saya sampaikan, stoknya (beras Bulog) penuh melalui perhitungan dengan kemampuan penyimpanan gudang kami.

Kalau penyimpanan di luar Bulog ada?
Dari 2,7 juta ton yang kami simpan di luar Bulog ada 550 ribu ton. Artinya, stok kami sangat banyak, bahkan kami operasi pasar setiap hari. Kami berharap kalau bisa setiap hari diserap 15.000 ton dengan hara­pan untuk stabilisasi harga. Akan tetapi memang serapannya kecil, karena kami cek di lapangan hari ini stok beras terlalu banyak.

Di sejumlah daerah di Indonesia akan memasuki musim panen. Bagaimana itu?
Nah, meski begitu Bulog juga menerapkan untuk di beberapa wilayah yang akan panen, termasuk Lampung, Nusa Tenggara Barat, Jawa, Sulawesi Selatan, dan beberapa wilayah, gudang-gudang yang kami kosongkan untuk menyerap beras dari hasil panen yang kami perkirakan antara Januari dan Februari (su­dah ada yang mulai panen).

Selanjutnya...
Maka perubahan pola tanam beberapa lalu jadi memungkinkan ada percepatan pada penyerapan panen, yaitu mulai Januari dan Februari sudah mulai ada yang panen. Sedangkan nantinya persoalan Bulog adalah jumlah stok kami yang banyak. Jadi kalau memang kurang kami berharap dimanfaatkan.

Maksudnya?

Artinya saya sampaikan agar masyarakat tidak usah takut tidak usah ragu, dan tidak usah khawatir beras itu kurang. Bukti dari Badan Pusat Statistik beberapa waktu lalu itu kami pedomani.

Karena memang berarti ban­yak. Hari ini kami cek den­gan Menteri Pertanian, Satgas Pangan, dan lain-lain di Pasar Induk Beras Cipinang saja stoknya 50.000 ton.

Dari biasanya berapa?
Dari standar biasanya palingbanyak maksimal 20.000-30.000 ton. Namun sekarang bisa mencapai 50.000. Jadi keluar masuknya tipis namun tetap standar di sini kedapatan realitas stoknya 50.000. Kami sampaikan kepada masyarakat tidak usah khawatir menyikapi persoalan beras.

Silakan nanti Satgas Pangan menyampaikan ada fenomena kenapa kok beras jadi mahal (ada kenaikan) padahal sebe­narnya tidak ada alasan untuk naik. Pasalnya stok berlebihan jadi semestinya tidak harus naik.

Bukan karena suplainya kurang?
Memang hukum ekonomi kalau suplainya kurang maka salah satu­nya akibatnya harga naik. Tapi kan ini suplainya banyak dan berlebi­han namun harganya merangkak naik. Nah ini jadi urusan Satgas Pangan yang mengawasilah. Apa yang terjadi sebenarnya?

Artinya ada pemain di sek­tor distribusinya?
Kalau kami melihat distribusi cukup dan food station mendis­tribusikannya juga bagus. Tapi kenapa sampai lapangan jadi mahal. Apalagi stok medium itu justru di operasi pasar tidak se­suai. Artinya kami gelontorkan realisasi di lapangan seharusnya seimbang. Nah ini biar Satgas Pangan karena kalau saya sebagai penyuplai justru ada kecurigaan, yang seharusnya premium menjadi medium. Nah kawan-kawan bisa lihat hari ini stok terbanyak mungkin 80 persen itu premium. Sedangkan kami ini sebelumnya menggel­ontorkan lebih dari 60 persen untuk medium. Namun medium ini jadi kurang. Sebenarnya kami punya data-data dan pengecekan di lapangan bahwa ada peruba­han-perubahan dari medium menjadi premium. Nah ini ber­dampak kepada mengakibatkan harga beras yang murah.

Permintaan food station untuk menggelontorkan harga 5000/bulan bagaimana?
Ya, kami akan berikan, malah kalau food station lebih banyak justru kami bersyukur. Karena itu kan berarti banyak yang akan di pasar seluruh Indonesia, bukan hanya di Cipinang.

Pengawasannya bagaima­na?
Ya, kami bekerjasama dengan food station dan Satgas Pangan dalam rangka mengawasi. Saya ingin mengwasi sampai ke pe­nyalur bahwa pengecer sampai ke konsumen. Jangan beras saya nanti yang medium itu berubah menjadi premium. Nah ini yang menjadi masalah, makanya harus kami awasi sama-sama. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA