Dalam kitab Ihya' 'Ulumuddin karya monuÂmental Imam Al-Gazali, ada suatu bab khusus tentang pentingnya seni di dalam Islam. Ia mendasarkan pandangannya pada beberapa event penting pada masa Rasulullah selalu diisi dengan seni musik, seperti membiarkan orang melantunkan nyanyian dan syair keÂtika menunaikan ibadah haji, ketika prajurit melangsungkan peperangan dilantunkan tembang-tembang perjuangan untuk meÂmotivasi prajurit di medan perang, nyanyian yang dilantunkan merasakan kesedihan karena dosa yang telah diperbuat, seperti dikutip Nabi Adam dan Nabi Daud menangisi dosa dan kekeliruannya dengan ungkapan-ungkapan khusus, nyanyian untuk mengiringi acara-acara kegembiraan seperti suasana hari raya, hari perkawinan, acara 'aqiqah dan kelahiran anak, acara khitanan, pulangnya para perantau, dan khataman Al-Qur'an.
Dalam hadis riwayat Al-Baihaqi, sebaÂgaimana dikutip Al-Gazali, diceritakan bahwa ketika Rasulullah memasuki Kota Madinah, para perempuan melantunkan nyanyian di rumahnya masing-masing: Telah terbit bulan purnama di atas kita, dari bukit Tsaniyatil Wada'. Wajiblah bersyukur atas kita, selama penyeru menyerukan kepada Allah.
Banyak hadis menerangkan bahwa musik dan seni suara mempunyai arti penting di daÂlam kehidupan manusia. Para nabi yang diuÂtus oleh Allah Swt semuanya memiliki suara yang bagus, sebagaimana hadis Rasulullah yang diriwayatkan oleh Tirmizi dan Qatadah: Allah tidak mengutus seorang nabi melainkan suaranya bagus.
Dalam beberapa riwayat, Rasulullah memÂberikan dukungan terhadap musik dan sesi suara dan tidak melarangnya secara general, seperti diketahui dalam sikap beliau sebagai berikut: 1)Hadis riwayat Bukhari dan Muslim dari 'Aisyah yang menceritakan dua budak perempuan pada hari raya 'Id (Idul Adha) menampilkan kebolehannya bermain musik dengan menabuh rebana, sementara Nabi dan Aisyah menikmatinya. Tiba-tiba Abu Bakar daÂtang dan membentak kedua pemusik tadi, lalu Rasulullah menegur Abu Bakar dan berkata: "Biarkanlah mereka berdua hai Abu Bakar, karena hari-hari ini adalah hari raya".
Hadis riwayat Bukhari dan Muslim dari 'Aisyah yang mengatakan: "Saya melihat Rasulullah Saw dengan menutupiku dengan surbannya semenÂtara aku menyaksikan orang-orang Habsyi berÂmain di mesjid. Lalu Umar datang dan mencegah mereka bermain di mesjid, kemudian Rasulullah berkata: "Biarkan mereka, kami jamin keamanan wahai Bani Arfidah".