Kehendak Allah
Kehendak Allah, hanya itu bisa kita ucapkan, saya kira tidak ada yang bisa menafsirkan dengan narasi yang baik kecuali kehendak Allah SWT, bagaimana tidak biasanya di satu daerah terjadi musibah bencana hanya satu jenis bencana baik itu gempa, tsunami, banjir bandang, penurunan tanah, kebakaran.
Tapi khusus Palu dan sekitarnya bencana yang sangat mustahil untuk pandangan manusia tapi tidak untuk Allah, hampir semua kelurahan, spot punya jenis bencana yang sangat berbeda yang tidak bisa dinarasikan dengan Ilmu apapun. Ada satu spot kawasan teluk Palu Tuhan luluh lantahkan ikon kota Palu “Jembatan Kuning†yang begitu kokoh berdiri, rumah-rumah, warung, cafe hanya jadi cerita tanpa arti. Manusia bilang itu karena tsunami walau tanpa peringatan dini.
Nalar
Semua nalar Ilmu manusia baik BMKG dan Pemerintah sepakat bencana 7,7 skala Richter (7,4 koreksi) adalah kajian terjadinya tsunami. Ini bencana yang mengerikan tidak ada dan sangat langka. Berbagai kelurahan punya jenis bencana yg berlaian dalam satu waktu. Sepanjang pantai Teluk Palu terkena serangan tsunami dalm.watktu sekejap tanpa ada peringan dini.
Di kelurahan Balora, tepatnya di perumnas tanah seakan-akan di‘‘blender†diputar-putar tanah dan rumah ditenggelamkan, dan terbakar, rumah yang dua lantai kelihatan jadi satu lantai, jalan raya meninggi 2 sampai dengan 4 meter, seperti daerah bukit aspal, ratusan mungkin lebih orang terjebak dan bau mayat mulai menyengat.
Di kelurahan Petobo lain lagi, rumah-rumah seakan-akan ditenggelamkan dengan lumpur, rumah menjadi rata dgn badan jalan. Ratusan warga terutama manula dan anak-anak terjebak didalamnya . Jalan-jalan di kota Palu terbelah antara 2 cm sampai dengan 20 cm, dan terangkat meninggi lebih 20 cm. Infrastuktur hotel, ruko, masjid, dan rumah tinggal sudah tidak layak untuk ditempati dan mungkin harus di robohkan.
Belum kabupaten Sigi, air yang langsung menerjang pedesaan diperkirakan korban ratusan. Belum fenomena banyaknya mayat yang belum di evakuasi, belum kelangkaan BBM, belum, tidak ada listrik dan tidak ada air bersih. Korban meninggal.diperkirakan lebih tiga ribu orang. Secara konstruksi pun, yang selama ini ada ilmu Rekayasa Beban gempa, semua tidak bisa membantu, kalau bumi sudah membelah diri.
Membunuh Kecongkakan
Allah menampar, membunuh kecongkakan keilmuan kita, menenggelamkan keduniawian kita, membakar rasa individu kita, dan Allah rindu jeritan kita. Kini manusia mulai berjamaah dengan tidur sama-sama dengan meninggalkan kemewahan dengan alas seadanya. Manja makan enak dengan hidangan yang berkelas hilang seketika dengan makan hanya mengganjal perut yang dulu sangat egois, kini merasakan bagaimana rasanya hidup dengan atap langit, tanpa listrik. Kini merasakan bagaimana susahnya air bersih dan berbagi dengan tetangga. Semuanya pasti ada hikmahnya untuk orang yang bersyukur dan berfikir. Ya Allah. Ampuni kami. AMIN.
Penulis adalah pendiri Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan
BERITA TERKAIT: