Kata dia, Zumi bisa mengeruk duit hingga puluhan miliar daÂlam setahun dari proyek-proyek Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
"Sekitar Rp 60 miliar, itu dari Dinas PUPR saja," kata Asrul memberikan kesaksian di sidang korupsi Zumi Zola di Pengadilan Tipikor Jakarta, kemarin.
Asrul tahu jumlah itu karena pernah meminta Kepala Dinas PUPR mendata rekanan-rekanan yang bakal memberikan uang kepada Zumi.
Karib Zumi sewaktu kuliah di London Inggris itu, tahu pembeÂrian uang miliaran rupiah dari Dinas PUPR untuk keperluan gubernur dan keluarganya.
Ketika ditanya jaksa KPK, Asrul mengamini ada penerimaan Rp 11 miliar dari Dodi Irawan, mantan Kepala Dinas PUPR. "Untuk kebutuhan keluarga Pak Gubernur," jawab Asrul.
"Saya kurang tahu keperluannya apa. Kalau enggak salah untuk ibu Pak Gubernur. Yang terima adiknya, Zumi Laza," lanjut Asrul.
Asrul pernah menyerahkan uang tunai maupun transfer untuk keperluan keluarga Zumi.
"Waktu itu saya serahkan ke Mas Adi, dia kepercayaan orang tua terdakwa, Bu Hermina. Ada permintaan uang untuk kebutuÂhan keluarga 100 atau 200 (juta). Jumlahnya sesuai apa yang diminta terdakwa," bebernya.
Ia juga pernah menyerahkan uang tunai Rp 20 juta kepada Sheria Tania, istri Zumi. Kemudian, tiga kali mentransfer uang ke Sherin.
Asrul tak hanya meng-
handle urusan fulus untuk kepentingan keluarga Zumi. Ia pun menangani urusan sumbangan hingga perjalanan pelesir karibnya itu.
Zumi pernah menyuruh Asrul menyediakan 25 sapi untuk disumbangkan pada hari raya Idul Adha 2017. Asrul mengonÂtak Amidy, Kepala Perwakilan Pemerintah Provinsi Jambi di Jakarta, agar menyediakan dana pembelian sapi.
Amidy lalu menghubungi Paut Sakarin. Kontraktor di Jambi itu memberikan uang Rp 390 juta. Asrul menyerahkan pembayaran pembelian sapi kepada Dedi.
Saat Zumi dan istrinya ingin pelesir, Asrul pula yang disuruh menyediakan uang sakunya. "Zumi Zola sampaikan (akan) ke Amerika bersama istri. Kebutuhan 1 orang kira-kira berapa? Masing-masing untuk (syarat) imigrasi 10 ribu dolar Amerika," tutur Asrul.
Zumi meminta tambahan dana lagi untuk beli oleh-oleh. "Asrul siapin juga buat beliin oleh-oleh para bupati walikota," Asrul menirukan perintah Zumi. Untuk beli oleh-oleh, perlu dana 10 ribu dolar lagi.
Lagi-lagi, Asrul meminta toÂlong Amidy untuk mencarikan dananya. Amidy mengontak Arfan, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas PUPR. Arfan meÂnyerahkan 30 ribu dolar. Uang itu berasal dari kontraktor Joe Fandy Yoesman alias Asiang.
Zumi mengaku hanya menerima 20 ribu dolar dari Asrul. "Bukan yang tadi disebut 30 ribu dolar," sanggahnya.
Asrul dan Amidy juga yang mengurusi pembelian Toyota Alphard untuk Zumi. Awalnya, Zumi yang menjabat Ketua DPW PAN Jambi hendak mengÂhadiri kegiatan partainya di Bandung.
Namun ia tak punya kendaraan yang bisa menampung seluruh keluarganya. Asrul tak bisa meminjamkan mobilnya karena sedang dipakai keluarga. Begitu pula Asiang yang dikontak Amidy. Akhirnya, Arfan mencarikan mobil rental untuk Zumi. Urusan beres.
Belakangan, Asiang menawarkan mobil baru untuk Zumi. Asrul mengumpulkan brosur mobil. "Saya tunjukkan brosur, yang dipilih gubernur Alphard seri tertinggi warna hitam, (harÂganya) sekitar Rp 1,5 miliar," katanya. Mobil mewah itu dibeli di Bandung. ***
BERITA TERKAIT: