Gerakan Non Blok (GNB) didirikan tahun 1961 di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) oleh lima pemimpin dunia saat itu, yakni Presiden Yugoslavia Josip Bros, Presiden Indonesia Sukarno, Presiden Mesir, Perdana Menteri Pandir Jawaharlal, dan Presiden Ghana Kwame Nkrumah. Walaupun, ide awal gerakan tersebut muncul dari Sukarno
Seiring berjalan waktu, GNB berinsiatif membentuk Non-Aligned Movement Centre for South-South Technical Cooperation (NAM CSSTC) atau GNB Pusat Gerakan Non-Blok untuk Kerjasama Teknik Selatan-Selatan yang isinya juga beranggotakan negara GNB.
Kantor Nam NSSTC diresmikan Presiden ke-2 RI Soeharto dan Sultan Bolkiah pada 25 Februari 1998 yang berpusat di Indonesia, tepatnya di Kemayoran, Jakarta Pusat. Kantor tersebut mulai beroperasi 9 September 1998 di masa Menteri Luar Negeri RI Ali Alatas.
Kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Direktur NAM NSSTC sekaligus sebagai Dutabesar (Dubes) Ronny Yuliantoro mengungkapkan, tujuan dari NAM NSSTC didirikan untuk mengembangkan kapasitas negara-negara GNB.
"Tentunya Nam Center itu didirikan untuk meningkatkan kapasitas melalui capacity building dengan negara-negara GNB melalui berbagai kegiatan," kata dia, Selasa (18/9).
Dikatakan, NAM NSSTC akan memberikan penyuluhan dan pelatihan tentang pertanian sebagai kegiatannya. Pelatihan tersebut menghasilkan beberapa manfaat, salah satunya agar masyarakat mengetahui cara menyimpan cadangan makanan melalui pertanian yang dihasilkan oleh pelatihan tersebut. Kegiatan itu juga akan direalisasikan dengan Venezuela di tahun 2019.
"Dengan Venezuela sendiri kita punya program yaitu Urban Agriculture mungkin bisa tahun depan, karena tahun lalu itu Dubes Venezuela untuk Indonesia Gladys Urbaneja Duran mengikuti sebagai pembicara dalam urban agriculture development forum yang terkait sama tentang energi," tuturnya.
Venezuela, lanjut Ronny, sebagai pemimpin GNB juga menyanggupi untuk terus berkomunikasi dan mendukung NAM NSSTC sebagai bagian observer di beberapa kegiatan sidang organisasi internasional.
"Dubes Gladys aktif di kegiatan. Ini sangat bermanfaat bagi negara-negara GNB. Itu tidak hanya sekedar kita melaksanakan kegiatan seminar atau training tapi akan ada follow up-nya," ungkapnya.
"Kita bisa melihat result-nya negara GNB yang di situ bisa berhasil dalam berbagai bidang, misalnya agriculture dan segala macam kegiatan untuk memajukan negara-negara berkembang GNB," tandasnya.
[lov]
BERITA TERKAIT: