Berkorban
Jelas bahwa niat peraturan ganjil-genap untuk mobil di kota Jakarta bertujuan baik yaitu demi kenyamanan para peserta Asian Games menempuh perjalanan di jalan raya ibukota Indonesia yang tersohor macet pada masa penyelenggaraan Asian Games XVIII.
Meski jalan macet pada hakikatnya bukan dosa para pemilik mobil yang telah disiplin membayar pajak mobil namun para pembayar pajak siap berkorban demi kenyamanan para peserta Asian Games sebagai tamu negara dan bangsa Indonesia. Sebenarnya secara konstitusional, jalan macet merupakan tanggung jawab pemerintah.
Namun sebagai solusi jangka pendek dapat dimahfumi bahwa kenyamanan para pembayar pajak mobil dikorbankan.
Pasca Asian Games
Insya Allah, setelah penyelenggaraan Asian Games XVIII sukses usai , pihak pemerintah DKI Jakarta berkenan meninjau kembali peraturan ganjil-genap yang merupakan indikasi bahwa keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia belum terwujud.
Warga berduwit sama sekali tidak mengalami kesulitan akibat peraturan ganjil-genap sebab lazimnya memiliki mobil lebih dari satu yang nomornya bisa ada yang ganjil namun ada pula yang genap.
Andaikata semua mobil yang dimiliki kebetulan ganjil atau genap pun, bukan masalah bagi warga berduwit untuk membeli mobil baru berplat nomor ganjil atau genap sesuai kebutuhan.
Berarti peraturan ganjil-genap menguntungkan industri mobil sebab memicu kebutuhan warga berduwit untuk membeli mobil lebih banyak lagi yang berarti potensial meningkatkan omset penjualan mobil namun di sisi lain makin menimbulkan kemacetan lalu lintas yang sudah macet akibat perbandingan jumlah jalan raya yang tidak seimbang dengan jumlah mobil yang terus meningkat
Warga Pas-pasan
Namun bagi warga dengan daya ekonomi pas-pasan sehingga dengan susah payah bisa membeli atau kredit satu mobil saja, jelas bahwa peraturan ganjil-genap merugikan. Apalagi yang menggunakan mobil untuk mencari nafkah jelas bahwa peraturan ganjil-genap bukan saja merugikan namun potensial mematikan nafkah mereka sebab mereka hanya bisa mencari nafkah di kawasan jalan raya yang beraturan ganjil-genap hanya pada hari yang sesuai dengan nomor plat mereka.
Pada hakikatnya para warga ekonomi pas-pasan mati-kutu pada hari di mana nomor plat mobil satu-satunya mereka tidak sesuai dengan peraturan ganjil-genap akibat para warga ekonomi pas-pasan mutahil mampu mobil satu lagi dengan akhir nomor[i1] plat yang beda dengan akhir nomor plat mobil satu-satunya yang mereka miliki.
Kemanusiaan dan KeadilanInsya Allah, setelah Asian Games usai, pemerintah DKI Jakarta memiliki nurani kemanusiaan dan keadilan sehingga berkenan cermat dan seksama mencari peraturan lalu lintas yang tidak merugikan apalagi mematikan nafkah masyarakat dengan daya ekonomi pas-pasan sehingga hanya mampu memiiki hanya satu mobil saja bukan demi kenyamanan namun demi mencari nafkah.
[***]
Penulis adalah pendiri Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan