Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Besek Dan Bongsang

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/jaya-suprana-5'>JAYA SUPRANA</a>
OLEH: JAYA SUPRANA
  • Rabu, 29 Agustus 2018, 07:15 WIB
Besek Dan Bongsang
Besek/Net
WARGA Rukun Warga 07, Kelurahan Kebon Pisang, Kecamatan Sumur Bandung, kota Bandung mengejawantahkan kesadaran lingkungan hidup dengan bukan sekedar slogan hampa belaka namun tindakan nyata.

Kebanggaan Nasional


Dalam perayaan Hari Raya Idul Adha umat Islam dianjurkan menunaikan dua rakaat salat sunnah dan bagi yang mampu dianjurkan juga menyembelih hewan kurban kemudian daging kurban dibagikan kepada warga yang membutuhkan.

Di masa kini di mana masyarakat cenderung menyukai perihal yang dianggap “modern” sudah menjadi kelaziman bahwa para daging kurban dikemas di dalam kantong plastik.

Namun tampaknya para warga kelurahan Kebon Pisang mendukung gerakan Semangat Kebanggaan Nasional dengan sikap bukan menggemari serba asing namun serba dalam negeri sendiri.

Warga Indonesia tetap bertahan menggunakan mahakarya kebudayaan bangsa sendiri, yaitu besek dan bongsang yang tidak menggunakan bahan artifisial hasil impor seperti plastik namun bahan alami yaitu bambu yang dianyam oleh masyarakat daerah Cileunyi dan Dulatip.

Lingkungan Hidup


Di samping mendukung Gerakan Kebanggaan Nasional, jelas bahwa warga yang masih berkenan menggunakan besek dan bongsang yang dibuat dengan bahan alami mempersembahkan suri teladan sikap dan perilaku melestarikan Lingkungan Hidup.

Para pengguna besek dan bongsang siap dicemooh “jaman out” alias ketinggalan zaman demi tujuan yang lebih luhur, yaitu melestarikan lingkungan hidup dari angkara murka kerusakan yang dibuat oleh kantong-kantong plastik yang sudah diyakini merupakan satu di antara para perusak lingkungan hidup planet bumi jamanow yang paling berbahaya.

Ekonomi Kerakyatan dan Pembangunan Berkelanjutan


Dampak ekonomi nasional akibat penggunaan besek dan bongsang juga bukan alang kepalang positif dan konstruktif.

Dapat dibayangkan bagaimana ekonomi kerakyatan di persada Nusantara masa kini akan tumbuh kembang apabila masyarakat Indonesia mengurangi penggunaan kantong plastik yang merusak lingkungan hidup untuk beralih menggunakan kemasan yang terbuat dari bambu, daun pisang  serta bahan-bahan alami lainnya yang tidak merusak lingkungan hidup.

Namun tentu saja ekonomi kerakyatan jangan dilakukan secara membabibutatuli melanggar peraturan higienitas dan agenda Pembangunan Berkelanjutan yang telah disepakati PBB, termasuk Indonesia sebagai pedoman pembangunan abad XXI. Merdeka! [***]

Penulis adalah penggagas gerakan Semangat Kebanggaan Nasional serta pendukung agenda Pembangunan Berkelanjutan dan mazhab ekonomi kerakyatan.

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA