Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Serba-serbi Keramat Habib Soleh Tanggul

Sabtu, 07 Juli 2018, 10:26 WIB
Serba-serbi Keramat Habib Soleh Tanggul
Malam Habib Soleh Tanggul
HABIB Soleh Tanggul. Beliau adalah seorang habib yang garis keturunannya tersambung ke Nabi Muhammad SAW. Nama itu memang cukup familiar di kalangan para pecinta Ahlul Bait Rasulullah SAW.

Beliau tinggal di sebuah kecamatan yang bernama Tanggul, Jember, Jawa Timur. Nama Tanggul begitu melekat pada Habib Soleh dan begitu juga sebaliknya.

Habib Soleh dikenal seorang habib "mustajabud do'a" yang berartikan doanya selalu terkabul. Habib Soleh sendiri kelahiran Kota Hadhramout, Yaman. Pada umur 26 tahun tepatnya di tahun 1921, Habib Soleh meninggalkan Hadramout menuju Indonesia.

Sebelum tiba di Indonesia, Habib Soleh sempat singgah di Gujarat, India. Pertama kali memasuki Indonesia, beliau menginjak Kota Lumajang dan kemudian menetap lama di Tanggul hingga akhir hayatnya. Beliau tutup usia pada  tanggal 7 Syawal 1396 H (1976).

Belum lama ini pada tanggal 1 Juli 2018 digelar Haul Habib Soleh Tanggal. Yang dimaksud haul adalah peringatan tahunan mengenang kematian seseorang. Pada umumnya haul digelar untuk seseorang yang punya pengaruh besar seperti Habib Soleh.

Meski beliau adalah pendatang di tempat itu, tapi masyarakat sangat mencintai Habib Soleh karena akhlaknya yang luar biasa. Menurut cerita orang-orang terdahulu yang bekerja di Stasiun Kereta Api Tanggul, Habib seringkali mendatangi para buruh yang punya kebiasaan buruk berjudi. Bukan hanya mendatangi bahkan menjamu mereka. Kebiasan buruk para buruh di Stasiuan KA Tanggul, seusai kereta barang datang dan angkut-angkut barang, para buruh bermain kartu dan berjudi di bawah gerbong-gerbong barang.

Melihat pemandangan tersebut, Habib mendatangi para buruh yang sedang bermain judi dan membawakann mereka teko yang berisikan teh hangat dan sedikit makanan. Habib bilang kepada mereka, "setelah selesai, bawa teko ini ke masjid." Habib tidak pernah bilang lebih dari itu. Akan tetapi sikap beliau itulah yang membuat senggan para buruh yang bermain judi. Lama-kelamaan, para buruh meninggalkan kebiasaan mereka dan menjadi pecinta Habib Soleh.

Rumah dan masjid yang dibangun Habib memang dekat dari Stasiun Tanggul. Makam beliau sekarang pun terletak dekat dari stasiun. Para peziarah pun bisa turun dari stasiun kemudian jalan kaki ke tempat ziarah Habib Soleh Tanggul. Stasiun mungil Tanggul seakan dibangun untuk para peziarah makam Habib Soleh Tanggul. Kepala Stasiun Tanggul, Setyo Wibowo, juga mengaku banyak orang luar kota yang datang ke kota ini untuk berziarah ke Habib Soleh Tanggul.

Saat Haul Habib tiba, Pak Setyo yang baru berapa bulan bertugas di Stasiun Tanggul mendapat amanat dari kepala stasiun sebelumnya untuk menyambut baik para peziarah yang datang ke Tanggul. Bahkan sejumlah peziarah tidak enggan menitipkan tas di kantor kepala stasiun.

Memang saat haul tiba, para tamu sedikit kewalahan bila ingin menginap di hotel. Karena di daerah Tanggul tidak ada hotel. Para peziarah yang datang ke Tanggul biasanya menginap di rumah-rumah penduduk. Warga setempat juga bangga didatangi dan diinapi para peziarah Habib Soleh.

Masyarakat Tanggul meyakini peziarah Habib Soleh membawa keberkahan bagi mereka. Seorang peziarah bernama Hilmi dari Margoyoso, Magelang, Jateng, bercerita bahwa dirinya menginap di rumah penduduk tanpa kenal siapa pemilik rumahnya. "Saya datang tadi malam dan masuk saja ke rumah ini kemudian beristirahat tanpa kenal pemilik rumah," cerita Hilmi.

Kepala Stasiun, Setyo Wibowo menambahkan cerita dari orang-orang terdahulu bahwa Habib dulu punya kambing yang tidak berkandang. Kambing Habib berkeliaran di mana-mana bahkan di Pasar Tanggul. Uniknya, para penjual di pasar tidak merasa terganggu dengan kambing-kambing Habib yang berkeliaran. Bila kambing milik Habib memakan barang dagangan mereka, maka mereka senang karena meyakini kemujuran dan keberkahan akan meliputi mereka. Menurut cerita Setyo, kambing-kambing itu nantinya disembelih saat Hari Raya Kurban.

Tergambar dari cerita-cerita di atas, Habib Soleh Bin Muhsin Al Hamid sangat erat dengan masyarakat Tanggul. Bahkan masyarakat pun merasa bagian dari Habib Soleh Tanggul. Sebuah pemandangan cinta luar biasa di daerah terpencil setingkat kecamatan di Tanggul.

Meski tinggal di daerah yang jauh dari hiruk pikuk kota, Habib Soleh sangat populer di ibukota. Bahkan beliau semasa hidupnya ketika datang ke ibukota, disambut bak presiden. Wapres Adam Malik dikenal sangat dekat dengan Habib Soleh Tanggul. Saat Adam Malik menjabat sebagai Kepala Kantor Berita Antara, Habib sudah mendoakan ia akan menjadi menlu dan wapres. Akhirnya doa beliau pun terwujud.

Tidak hanya itu, mantan Menlu Alwi Shahab saat masih muda, juga didoakan Habib Soleh kelak akan menjadi menlu. Doa beliau pun terkabul dan akhirnya Alwi Shahab menjadi menlu di era Presiden Gus Dur. Karena itulah Habib dikenal sebagai "mustajabud doa" yang artinya, doanya selalu terkabul.

Menjelang berangkat menghadiri Haul Habib Soleh Tanggul, saya mendapat kisah dari seorang teman, Muhsin Alatas, pemilik toko Huraydhoh di Al Hawi, Condet, Jakarta. Dia bercerita, Habib Soleh punya keramat hingga sekarang. "Saya seringkali minta doa untuk bisa berziarah ke Tanggul, khususnya pada haul beliau. Alhamdulillah, saya selalu mendapat jalan untuk berangkat. Bahkan ketika tidak punya uang pun, ada saja jalan untuk hadir," kata Muhsin yang tampak cerita dari lubuk hatinya.

Saya saat mendengar cerita sahabat saya, Muhsin, mencoba berdoa dengan perantara Habib Soleh untuk menghadiri haul beliau dan menuai keberkahan yang melimpah dari sang "mustajabud doa". Alhamdulillah, jalan pun terbuka saat Haul Habib Soleh tiba, dan saya pun pada Minggu, 1 Juli 2018, dapat menghadiri haul beliau di Tanggul, Jember, Jawa Timur. Alhamdulillah. [***]

Alireza Alatas
Pembela ulama dan NKRI/aktivis Silaturahmi Anak Bangsa Nusantara (Silabna)

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA