Sikap tokoh reformasi tersebut kini memberikan dinamika baru di internal partai berlambang Matahari tersebut. Beberapa kader PAN di daerah melakukan deklarasi mendukung langkah politik Amien. Seriuskan Amien Rais berebut tiket Pilpres? Dan, sebesar apa peluangnya? Berikut ini penjelasan loyalis Amien Rais yang juga Anggota Dewan Kehormatan PAN, Dradjad Wibowo kepada
Rakyat Merdeka, baru-baru ini.
Amien Rais menyatakan siap menjadi Capres. Apakah serius dan bagaimana perkemÂbangannya?
Sejak awal posisi Pak Amien sudah jelas, mendorong yang lebih muda untuk maju, teruÂtama Mas Prabowo Subianto. Beliau memposisikan diri hanya menjadi pemain cadangan paling akhir. Pak Amien menyatakan ingin maju karena beliau merasa tidak elok kalau hanya dorong-dorong orang lain untuk maju bersaing dengan Pak Jokowi. Pak Amien tidak mau dianggap hanya pintar menyuruh-nyuruh orang lain bertanding, semenÂtara beliau sendiri tidak bersedia bertanding. Begitu kira-kira alaÂsannya. Jadi agar fair, kalaupun memang terpaksa, sebagai opsi terakhir Pak Amien siap saja maÂju. Langkah itu dilakukan kalau tidak ada tokoh lain. Makanya Pak Amien menyebut dirinya sendiri sebagai Mbah Amien. Bagi beliau yang terpenting 2019 ganti Presiden.
Ada spekulasi Amien Rais ingin maju karena saat ini elektabilitas Prabowo Subianto masih di bawah Joko Widodo. Bagaimana pandanÂgan Anda? Hasil telisik kami di lapangan menyebutkan, lebih dari 50 persen pemilih itu menginginkan Presiden baru di 2019. Jadi, pesaing politik Pak Jokowi puÂnya peluang sangat besar untuk menang.
Saya tidak mau pakai istilah kawan atau lawan politik. Bagi kami semua adalah kawan dan saudara sebangsa. Saya gunakan istilah pesaing vs mitra politik, itu lebih pas.
Saat ini, di kalangan pesaing politik Pak Jokowi, figur yang akan dicalonkan masih belum mengerucut. Sementara ini, bakal calon terkuat masih Mas Prabowo. Tapi, kalau racikan koalisi dan pasangannya nanti tidak tepat, potensi suara yang di atas 50 persen itu bisa berÂserakan. Terkait Penyataan Pak Amien, saya kira konteksnya ke sana.
Jadi pencalonan Mbah Amien tidak serius… Serius tetapi santai. Yang jelas, preferensi beliau adalah pasanÂgan Capres dan Cawapres yang lebih muda, bisa bersaing, dan berpeluang menang di Pilpres 2019. Beliau lebih melecutkan kaum muda agar menaikkan elektabilitasnya.
Apakah PAN pernah mengÂkaji peluang Mbah Amien jika ikut Pilpres? Kami belum bicara peluang dulu. Keulamaan, keilmuwanan, dan ketokohan Pak Amien kan sudah diakui. Di jemaah 212 juga beliau adalah salah satu tokoh sentral dan dihormati. Yang terpenting sekarang itu, bagaimana yang lebih muda segera menggenjot elektabiliÂtasnya karena waktu pencalonan sudah mepet.
Bagaimana dengan peluang tokoh PAN lain? Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Bang Hatta Rajasa, mauÂpun Mas Soetrisno Bachir masih terbuka luas. Nanti PAN akan melihat tingkat elektabilitas.
Kesiapan Amien Rais mendapatkan respons positif dari kader PAN dan aktivis alumni gerakan 212…. PAN mengucapkan terima kasih atas itu. Saya rasa itu buah dari sikap Amien Rais yang selama ini konsisten dengan perjuangan gerakan 212. Sikap Amien Rais itu menjadi daya tarik. Seperti saya jelaskan tadi, Pak Amien terakhir-terakhir saja, kalau memang situasinya mendesak.
Bagaimana perkembanÂgan koalisi partai-partai lain yang selama ini berada dalam koalisi keummatan? Untuk sikap koalisi belum. Karena setiap partai kan memiÂliki mekanisme internal masÂing-masing. Kami menunggu selesainya mekanisme masing-masing di setiap partai. Yang jelas saat ini, komunikasi berÂjalan terus dan dilakukan makin intensif.
Kapan PAN tentukan sikap untuk Pilpres 2019? Nanti di Rapat Kerja Nasional PAN. Kemungkinan kami akan gelar bulan Juli.
Ada wacana untuk membenÂtuk poros ketiga. Bagaimana pandangan Anda? Wacana itu sejauh ini belum pernah dibahas serius. Baru semacam obrolan warung kopi saja. Saya tidak bisa memberiÂkan informasi apa-apa. Karena, yang dibicakan masih ngalor dan ngidul (belum jelas). ***
BERITA TERKAIT: